Ditutup di Level 6.796, IHSG Selasa Menguat 0,98 Persen

Rabu, 12 Juli 2023. 05:18 WIB - Bagikan ke Facebook Whatsapp Twitter
Regional Index

Dow Jones

 

34,261.42

 

+317.02

 

+0.93 %

 

S&P 500

 

4,439.26

 

+29.73

 

+0.67 %

 

NASDAQ

 

13,760.70

 

+75.22

 

+0.55 %

 

FTSE 100

 

7,282.52

 

+8.73

 

+0.12 %

 

NIKKEI

 

32,203.57

 

+13.84

 

+0.04 %

 

HANG SENG

 

18,659.83

 

+180.11

 

+0.97 %

 

GOLD

 

1,937.85

 

+0.35

 

+0.02 %

 

CRUDE OIL WTI

 

74.81

 

+0.01

 

+0.01 %

 

BRENT OIL

 

79.35

 

+1.66

 

+2.14 %

 

NICKEL

 

20,710.50

 

-303.50

 

-1.44 %

 
 
HATI HATI PENIPUAN ! KOMUNITAS PANENSAHAM TIDAK PERNAH MENGELOLA UANG
Market News
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore, Selasa (11/7/2023) lanjut menguat ke zona hijau dengan ditutup naik 0,98% atau meningkat 65,886 basis point ke level 6.796,924. IHSG bergerak variatif dari batas bawah di level 6.716 hingga batas atas pada level 6.763 setelah dibuka pada level 6.716.
IDXENERGY Naik 1,14%, IDXBASIC Naik 1,47%, IDXINDUST Naik 0,24%, IDXCYCLIC Naik 1,17%, IDXNONCYC Naik 0,84%, IDXHEALTH Naik 2,88%, IDXFINANCE Naik 0,47%, IDXPROPERT Naik 0,56%, IDXTECHNO Naik 0,85%, IDXINFRA -0,02%, dan IDXTRANS Naik 0,41%.
Di sisi lain, Indeks LQ45 tercatat Naik 0,61% ke level 954,957. Sedangkan, JII menguat 1,08% ke level 557,746. Selanjutnya, IDX30 ditutup Naik 0,56% ke level 495,483. Sementara IDX80 tercatat menguat 0,71% ke level 132,309.
 
Berita Emiten
Berikut Skenario Induk Usaha XL Axiata (EXCL), Ada Opsi Pelepasan Saham
Axiata Group Bhd, induk usaha PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Link Net Tbk (LINK), berencana melepas saham pada beberapa unit usaha dan mencatatkan saham unit bisnis teknologinya. Dana hasil pelepasan saham akan dipakai untuk menekan utang dan mendanai aksi korporasi.
Adapun beban utang Axiata Group membengkak menjadi 36,7 miliar ringgit Malaysia atau setara US$ 10,7 miliar per akhir Maret dibandingkan posisi akhir 2019 yang sebesar 25,7 miliar ringgit. Utang tersebut akibat ekspansi di luar negeri pada tahun lalu, termasuk membeli saham perusahaan menara telekomunikasi di Filipina dan perusahaan TV kabel di Indonesia.
CEO Axiata Group Vivek Sood mengatakan, penjualan saham pada unit menara nirkabel Edotco Group adalah salah satu opsi yang dipertimbangkan Axiata untuk memangkas utang. Edotco tengah menjajaki penjualan saham baru untuk mengumpulkan sebanyak US$ 750 juta dan telah memilih kandidat pembeli untuk transaksi tersebut.
Dia juga mengatakan, Axiata Group memiliki opsi lain, yaitu melakukan pencatatan saham apabila rencana divestasi gagal. Kemungkinan ada penjualan saham di Link Net sesudahnya. (Investor Daily)
 
Banyak Menara di Luar Jawa, Mitratel (MTEL) Dinilai Unggul Dibanding Pesaingnya
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel memiliki lebih banyak portofolio menara di luar pulau Jawa, dibandingkan dengan perseroan menara lainnya, seperti TBIG dan TOWR. 
Analis Yuanta Sekuritas Chandra Pasaribu menyatakan bahwa hal ini menjadi keuntungan tersendiri karena dapat meningkatkan penetrasi. 
Selain itu, Chandra juga mengungkapkan bahwa MTEL juga memiliki keunggulan dalam segi utang. Pasalnya, MTEL memiliki utang yang cenderung lebih sedikit daripada perusahaan sejenis. Jadi, mereka dapat membayar bunga yang lebih rendah dan dana tersebut dapat dikucurkan untuk operasional ataupun aksi korporasi lainnya.
Walaupun, Chandra memang mengungkapkan bahwa ekspansi bisnis yang akan dilakukan MTEL dalam waktu dekat masih relatif tertahan. Pasalnya, sektor telekomunikasinya yang masih dalam keadaan konsolidasi pascamerger Indosat (Ooredoo Group) dengan CK Hustchison.
Sekalipun itu, Chandra masih optimis MTEL bisa mendapatkan pendapatan kotor emiten ini berada di angka Rp8,6 triliun, EBITDA di angka Rp6,8 triliun, serta pendapatan bersih di angka Rp1,9 triliun. (Bisnis)
 
PTPP Raih Kontrak Baru Rp11,62 Triliun per Juni 2023
PT PP (Persero) Tbk (PTPP) membukukan perolehan kontrak baru sebesar Rp11,62 triliun sampai dengan akhir Juni 2023. Capaian ini melonjak 6,31 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp10,93 triliun.
Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi mengatakan perolehan kontrak baru tersebut didominasi oleh proyek-proyek pemerintah dengan kontribusi 45,67 persen, disusul BUMN (SOE) sebesar 27,7 persen dan swasta menyumbang 27,06 persen.
Bakhtiyar menyatakan PTPP terus berupaya mempertahankan kinerja perseroan, termasuk performa keuangan yang ditunjang secara selektif dengan pemilihan proyek, yang berkontribusi positif terhadap keuangan serta meraih target divestasi hingga akhir tahun sebesar Rp1,4 triliun. Melalui kinerja perusahaan hingga saat ini, PTPP telah memenuhi kewajiban pembayaran Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2018 Seri B, yang jatuh tempo pada Juni lalu. (Bisnis)
 
Kinerja SIDO Berpotensi Tumbuh Terbatas pada 2023
Kinerja keuangan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) diperkirakan akan memasuki masa pemulihan tahun ini. Dengan begitu, kinerja keuangan tahun 2023 diprediksi akan bertumbuh meskipun terbatas.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan, secara umum prospek SIDO terbilang positif. Hal ini menyusul penurunan inflasi, dan konsumsi masyarakat yang relatif stabil hingga semester I 2023. Tren penurunan inflasi Indonesia yang berada di 3,52% YoY pada Juni 2023, dari 4% YoY pada Mei 2023.
Sentimen lainnya dari tingkat permintaan atau konsumsi masyarakat yang kembali pulih. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di level 127,1 pada Juni 2023, lebih tinggi dari level optimis yakni 100. Selain itu level tersebut juga di atas rata-rata level IKK di masa pre-pandemi sebesar 120.
Sementara itu, Indeks PMI Manufaktur Indonesia yang berada di 52,5 pada Juni 2023 dibanding bulan sebelumnya di 50,3 pada Mei 2023. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan kondisi manufaktur yang relatif masih ekspansif hingga semester I 2023 dan sejalan dengan konsumsi masyarakat Indonesia yang relatif kuat.
Meski begitu, Rio berpandangan potensi pertumbuhan SIDO masih terbatas. Sebab, kondisi kinerja di 2022 mengalami penurunan dengan penjualan turun 3,85% YoY dan laba bersih turun 12,37% YoY. Sehingga, kinerja SIDO di tahun 2023 dinilai akan mengalami pemulihan terlebih dahulu dengan perkiraan pertumbuhan penjualan sebesar 4,39% YoY. (Kontan)

Disclaimer On 
Bagikan:

DISCLAIMER ON!

Pandangan diatas merupakan pandangan dari PanenSAHAM, dan kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor dalam bertransaksi. Semua keputusan ada di tangan investor

Halaman menarik lainnya: