Ditutup di Level 6.776, IHSG Rabu Berhasil Berbalik Menguat 0,14 Persen

Kamis, 09 Maret 2023. 04:41 WIB - Bagikan ke Facebook Whatsapp Twitter
Regional Index

Dow Jones

 

32,798.40

 

-58.06

 

-0.18 %

 

S&P 500

 

3,992.01

 

+5.64

 

+0.14 %

 

NASDAQ

 

11,576.00

 

+45.67

 

+0.40 %

 

FTSE 100

 

7,929.92

 

+10.44

 

+0.13 %

 

NIKKEI

 

28,444.19

 

+135.03

 

+0.48 %

 

HANG SENG

 

20,051.25

 

-483.23

 

-2.35 %

 

GOLD

 

1,818.25

 

-1.65

 

-0.09 %

 

CRUDE OIL WTI

 

76.51

 

-1.07

 

-1.38 %

 

BRENT OIL

 

82.50

 

-0.77

 

-0.92 %

 

NICKEL

 

23,913.00

 

-304.00

 

-1.26 %

 
 
HATI HATI PENIPUAN ! KOMUNITAS PANENSAHAM TIDAK PERNAH MENGELOLA UANG
Market News
Setelah sempat melemah di sesi pertama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore, Rabu (8/3/2023) berhasil ditutup menguat ke zona hijau dengan berbalik Naik 0,14% atau meningkat 9,612 basis point ke level 6.776,370. IHSG bergerak variatif dari batas bawah di level 6.728 hingga batas atas pada level 6.776 setelah dibuka pada level 6.766.
IDXENERGY turun -0,32%, IDXBASIC turun -1,28%, IDXINDUST -0,55%, IDXCYCLIC -0,99%, IDXNONCYC Naik 0,11%, IDXHEALTH -0,67%, IDXFINANCE Naik 0,16%, IDXPROPERT -0,014 point, IDXTECHNO -0,11%, IDXINFRA Naik 0,31%, dan IDXTRANS Naik 0,64%.
Di sisi lain, Indeks LQ45 tercatat menguat 0,35% ke level 939,035. Sedangkan, JII turun -0,14% ke level 562,994. Selanjutnya, IDX30 ditutup Naik 0,48% ke level 489,257. Sementara IDX80 tercatat menguat 0,17% ke level 130,997.
 
Berita Emiten
OJK Beri 4 Insentif ke Bank, Dorong Kredit Kendaraan Listrik
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan empat insentif bagi bank agar mendorong kredit ke industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). 
Pertama, OJK memberikan insentif penurunan bobot aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) kredit perbankan menjadi 50 persen untuk produksi dan konsumsi KBLBB dari semula 75 persen. Relaksasi yang dikeluarkan sejak 2020 ini telah diperpanjang OJK hingga 31 Desember 2023. 
Kedua, relaksasi penilaian kualitas kredit untuk pembelian KBLBB serta pengembangan industri hulu dari KBLBB dengan plafon sampai Rp5 miliar. Industri hulu KBLBB yang dimaksud adalah industri baterai, industri charging station, dan industri komponen.
Ketiga, penyediaan dana kepada debitur dengan tujuan pembelian KBLBB serta pengembangan industri hulu KBLBB dapat dikategorikan sebagai pemenuhan ketentuan penerapan keuangan berkelanjutan. Keempat, adanya pengecualian batas maksimum pemberian kredit (BMPK) untuk penyediaan dana dalam rangka produksi KBLBB beserta infrastrukturnya. Pemberian insentif ini merupakan bentuk dukungan OJK terhadap program percepatan KBLBB yang dicanangkan pemerintah.
Berdasarkan data Bloomberg, pangsa pasar kendaraan listrik di dunia baru mencapai 3 persen. Namun, pada 2025 bisa mencapai 10 persen. Lalu, pada 2030 mencapai 26 persen. Kemudian, pada 2060 mencapai 60 persen. (Bisnis)
 
Sinyal Akuisisi Home Credit Indonesia-Adira Finance (ADMF) Menguat
Home Credit Group menargetkan proses akuisisi PT Home Credit Indonesia oleh perusahaan pembiayaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance diperkirakan akan rampung pada awal semester II/2023. 
Chief Executive Officer (CEO) dan Executive Director Home Credit International Radek Pluhar menuturkan hingga saat ini, proses akuisisi Home Credit Indonesia masih dalam tahap proses dokumen administrasi ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), baik dari sisi Home Credit maupun pemilik baru.
Berbeda dengan Indonesia, Radek menyampaikan bahwa akuisisi Home Credit Filipina memiliki proses yang terbilang lebih sederhana. Meski demikian, baik akuisisi Home Credit Filipina maupun Home Credit Indonesia keduanya berjalan dengan lancar.
Transaksi itu terlaksana dengan melibatkan konsorsium yang terafiliasi dengan Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) dan dipimpin oleh Krungsri Bank, sebuah perusahaan terkemuka di Thailand. Konsorsium tersebut juga beranggotakan MUFG, Adira Finance yang merupakan anak perusahaan PT Bank Danamon Tbk (BDMN) yang merupakan afiliasi MUFG, dan investor lokal Indonesia. (Bisnis)
 
Akuisisi Kapal, Wintermar Offshore Marine (WINS) Siapkan Capex US$ 18 Juta
PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) menyiapkan belanja modal atau capex sebesar US$ 18 juta di tahun 2023. 
Investor Relations Wintermar Offshore Marine, Pek Swan Layanto mengatakan dana belanja modal ini akan difokuskan untuk mengakuisisi kapal. Rencana bisnis yang disiapkan oleh WINS tahun ini mencakup ekspansi armada dengan merencanakan akuisisi beberapa kapal Mid to High tier. Tercatat, hingga akhir tahun 2022 WINS memiliki dan mengoperasikan 41 kapal.
Ekspansi bisnis itu sejalan dengan prospek bisnis pelayaran Offshore Support Vessel atau OSV pada tahun ini cukup positif. Menurutnya dasar permintaan OSV kuat karena siklus pengeboran yang baru. Selain itu, didorong juga harga minyak yang cenderung naik lantaran pasokannya terbatas dan permintaannya lebih kuat akibat soft landing resesi dan dibukanya kembali ekonomi China. 
Untuk mencapai target bisnis yang diinginkan, perusahaan berencana untuk memperluas armada dengan pembelian kapal tambahan secara selektif. Perseroan akan memperoleh kapal dengan nilai tinggi dengan harga yang wajar. Selain itu WINS akan memanfaatkan pengalaman internal dalam mengoverhaul dan mereaktivasi kapal. Pek Swan juga menargetkan armada kapal lebih berfokus pada kapal-kapal high value dan meningkatkan efisiensi operasional dengan menggunakan teknologi yang lebih canggih. (Kontan)
 
Kontrak Baru Adhi Karya (ADHI) Tumbuh 80 Persen di Januari 2023 Menjadi Rp 1,9 Triliun
PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mencatatkan pertumbuhan kontrak baru di awal tahun ini. Pada Januari 2023, perseroan telah mendapatkan perolehan Rp 1,9 triliun.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Farid Budiyanto, mengatakan bahwa capaian tersebut tumbuh 80% dibandingkan Januari 2022 sebesar Rp 1,1 triliun. Dengan awal itu, Farid optimistis dengan upaya sasaran pertumbuhan kontrak baru sebesar 10% sampai dengan 15% dibanding capaian 2022.
Tahun lalu, nilai kontrak baru yang dikantongi perseroan sebesar Rp 23,7 triliun. Dengan begitu, tahun ini ADHI diperkirakan meraih kontrak baru berkisar Rp 27,26 triliun - Rp 28,44 triliun. Untuk mencapai target, Adhi Karya akan menyasar proyek-proyek di sektor infrastruktur, IKN, dan harapan market sektor-sektor baru lainnya. Di IKN sendiri, ADHI membidik perolehan kontrak baru sekitar Rp 3 triliun dari proyek infrastruktur pendukung dan gedung.
Dengan perolehan kontrak baru tersebut, diharapkan mampu mengerek kinerja keuangan perseroan. Hingga akhir tahun 2023, ADHI menargetkan pertumbuhan 10%-15% dari realisasi tahun lalu. (Kontan)

Disclaimer On 
Bagikan:

DISCLAIMER ON!

Pandangan diatas merupakan pandangan dari PanenSAHAM, dan kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor dalam bertransaksi. Semua keputusan ada di tangan investor

Halaman menarik lainnya: