Ditutup di Level 6.765, IHSG Rabu Melemah -0,02 Persen

Kamis, 19 Januari 2023. 04:32 WIB - Bagikan ke Facebook Whatsapp Twitter
Regional Index

Dow Jones

 

33,296.96

 

-613.89

 

-1.81 %

 

S&P 500

 

3,928.86

 

-62.11

 

-1.56 %

 

NASDAQ

 

10,957.01

 

-138.10

 

-1.24 %

 

FTSE 100

 

7,830.70

 

-20.33

 

-0.26 %

 

NIKKEI

 

26,791.12

 

+652.44

 

+2.50 %

 

HANG SENG

 

21,678.00

 

+100.36

 

+0.47 %

 

GOLD

 

1,906.35

 

-3.35

 

-0.18 %

 

CRUDE OIL WTI

 

79.52

 

-0.92

 

-1.14 %

 

BRENT OIL

 

84.69

 

-1.24

 

-1.44 %

 

NICKEL

 

28,126.00

 

+1436.00

 

+5.38 %

 
 
HATI HATI PENIPUAN ! KOMUNITAS PANENSAHAM TIDAK PERNAH MENGELOLA UANG
Market News
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore, Rabu (18/1/2023) berakhir melemah di zona merah dengan ditutup turun -0,02% atau terpangkas -1,554 basis point ke level 6.765,786. IHSG bergerak variatif dari batas bawah di level 6.721 hingga batas atas pada level 6.790 setelah dibuka pada level 6.767.
IDXENERGY Naik 0,46%, IDXBASIC -1,11%, IDXINDUST Naik 0,55%, IDXCYCLIC -0,34%, IDXNONCYC naik 0,46%, IDXHEALTH Naik 0,54%, IDXFINANCE -0,27%, IDXPROPERT Naik 0,31%, IDXTECHNO -0,31%, IDXINFRA naik 0,30%, dan IDXTRANS Naik 0,47%.
Di sisi lain, Indeks LQ45 tercatat melemah -0,01% ke level 929,764. Sedangkan, JII Naik 0,33% ke level 587,551. Selanjutnya, IDX30 ditutup Naik 0,01% ke level 485,167. Sementara IDX80 tercatat turun -0,02% ke level 130,112.
 
Berita Emiten
Tower Bersama (TBIG) Bakal Lunasi Obligasi Jatuh Tempo Tahun Ini, Total Rp5,96 Triliun
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menyampaikan akan melunasi obligasi yang akan jatuh tempo tahun ini. Jika ditotal, jumlah obligasi TBIG yang jatuh tempo di tahun 2023 senilai Rp5,96 triliun. 
Chief Financial Officer (CFO) Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso menuturkan TBIG tidak melakukan refinancing untuk melunasi obligasi yang jatuh tempo. Obligasi-obligasi tersebut akan dilunasi menggunakan kas internal perseroan.
TBIG memiliki setidaknya 6 obligasi yang jatuh tempo pada 2023. Jatuh tempo terdekat yakni pada 12 Maret 2023, yakni Obligasi Berkelanjutan V TBIG Tahap III tahun 2022 Seri A senilai Rp1,7 triliun.
Kemudian Obligasi Berkelanjutan III TBIG Tahap IV tahun 2020 Seri B senilai Rp867 miliar pada 24 Maret 2023, Obligasi Berkelanjutan V TBIG Tahap IV tahun 2022 Seri A Rp1,47 triliun pada 21 Agustus 2023, dan Obligasi Berkelanjutan V TBIG Tahap V tahun 2022 Rp1 triliun pada 31 Oktober 2023. Lalu Obligasi Berkelanjutan IV TBIG Tahap I tahun 2020 Seri B Rp469 miliar pada 8 September 2023, dan Obligasi Berkelanjutan IV TBIG Tahap II tahun 2020 Seri B Rp455 miliar pada 2 Desember 2023.
Di akhir kuartal III/2022, Helmy menyampaikan 90 persen dari utang TBIG adalah obligasi berbunga tetap dalam mata uang lokal dan asing. TBIG juga memiliki lindung nilai tambahan untuk suku bunga untuk melindungi pinjaman dengan suku bunga mengambang yang tersisa. (Bisnis)
 
Sido Muncul (SIDO) Incar Pertumbuhan Bisnis Minimal 10-15 Persen pada 2023
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengincar pertumbuhan bisnis yang positif tahun ini. Optimisme itu didorong oleh permintaan produk herbal yang terus menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun. 
Direktur Utama Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul David Hidayat menjelaskan, penjualan produk farmasi, termasuk produk herbal masih terus bertumbuh pasca pandemi. Ini terbukti dari permintaan beberapa produk perseroan seperti Tolak Angin, Talak Linu, dan Esemag yang diklaim mencatatkan tren positif. 
Sido Muncul mengincar pertumbuhan penjualan minimal antara 10% sampai dengan 15% selama 2023. Namun target ini masih sangat konservatif, pihaknya berharap dapat merealisasikan pertumbuhan yang lebih tinggi sampai tutup tahun nanti. 
Untuk memaksimalkan bisnis di sepanjang tahun ini, SIDO menyiapkan beberapa strategi antara lain, mengoptimalkan pasar yang telah terbentuk dengan menambah produk baru, baik suplemen herbal maupun minuman. 
Di tahun 2023 ini, SIDO menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex) sekitar Rp 197 miliar. Dana capex itu bakal digunakan untuk melanjutkan project greenhoue serta modal penambahan peralatan produksi dan peralatan RnD untuk Sido Muncul dan untuk anak perusahaan. (Kontan)
 
Tarif Cukai Tembakau Resmi Naik, Berikut Prospek Saham HM Sampoerna (HMSP)
Naiknya cukai tembakau di tahun 2023 memberikan dampak yang cukup signifikan bagi emiten sektor tembakau, termasuk PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP).
Seperti diketahui, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah merilis aturan cukai tahun 2023-2024 dengan Harga Jual Eceran (HJE) yang lebih tinggi. Penerapan tarif baru dan HJE dimulai pada 1 Januari 2023 untuk tahun 2023 dan 1 Januari 2024 untuk tahun 2024.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Susanto mengatakan, kenaikan cukai membuat HMSP sudah mulai menyesuaikan harga jual di tahun ini. Dalam riset terbarunya, cukai untuk rokok golongan Sigaret Kretek Tangan (SKT) naik 4,8% di tahun 2023. Sementara, cukai Sigaret Putih Mesin (SPM) naik 12% tahun ini. Untuk tahun 2024, pertumbuhan tarif cukai diperkirakan akan sama. Sementara itu, Kemenkeu juga menaikkan Harga Jual Eceran (HJE) di tahun 2023-2024 sebesar 7,9% hingga 10% untuk rokok tingkat 1.
Akibatnya, sejak November 2022, produsen rokok mulai menaikkan harga. Analis Ciptadana Sekuritas Asia Putu Chantika Putri mengatakan, HMSP masih memiliki volume penjualan yang tinggi.
HMSP berhasil mencatatkan pertumbuhan volume keseluruhan sebesar 7,9% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi 65,8 miliar batang pada September 2022. Hal itu didorong oleh pemulihan daya beli yang lebih cepat di segmen menengah ke atas dan pelonggaran pembatasan pandemi.
Dalam hal kontribusi penjualan, segmen SKM masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 66% dari total penjualan. Pertumbuhan penjualan SKM pun kuat, yakni sebesar 14,4% YoY menjadi Rp55 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan volume penjualan Sampoerna A sebesar 6,6% YoY menjadi 29,3 miliar batang.
Putu mengatakan, hal-hal di atas menjadi sentimen positif yang memperkuat kinerja HMSP pada 2023. Beberapa sentimen negatif di antaranya kebijakan pemerintah yang tak mendukung, daya beli yang lebih lemah, dan persaingan yang lebih ketat. (Kontan)
 
Ciputra Development (CTRA) Bukukan Marketing Sales Rp 8,2 Triliun pada Tahun 2022
PT Ciputra Development Tbk (CTRA) catatkan pertumbuhan pendapatan pra-penjualan (marketing sales) di 2022. Emiten properti ini meraup perolehan sebesar Rp 8,2 triliun.
Head of Investor Relation CTRA Aditya Ciputra Sastrawinata mengatakan, realisasi tersebut tumbuh double digit dibandingkan tahun 2021. Menurutnya, realisasi itu merupakan hasil yang sangat baik karena pada awal tahun 2022, CTRA memiliki target pertumbuhan yang konservatif sebesar 5%.
Aditya juga memaparkan, pada 2022 pihaknya memperhatikan ada beberapa tren terjadi. Pertama, dari segi metode pembayaran pihaknya melihat semakin banyak dari pembeli yang menggunakan skema KPR untuk membiayai unitnya. Angka tersebut merupakan level tertinggi dalam sejarah perusahaan. Oleh sebab itu, CTRA menilai hal tersebut menunjukkan bahwa perbankan masih memiliki ambisi untuk membesarkan portfolio KPR mereka dengan menjaga suku bunga KPR agar tetap terjangkau bagi pembeli.
Kedua, dari tipe produk yang mana tipe produk perumahan dan ruko menjadi sumber pertumbuhan dan merupakan 96% dari total marketing sales Ciputra. Berbanding terbalik dibandingkan dengan kelemahan di segmen apartemen dan perkantoran yang dinamika supply dan demand-nya masih tidak kondusif.
Untuk tahun ini, Aditya menyebut manajemen masih belum dapat memberikan rincian target kinerja. Yang jelas, CTRA akan memasuki tahun ini dengan optimisme yang terjaga. (Kontan)

Disclaimer On 
Bagikan:

DISCLAIMER ON!

Pandangan diatas merupakan pandangan dari PanenSAHAM, dan kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor dalam bertransaksi. Semua keputusan ada di tangan investor

Halaman menarik lainnya: