Regional Index
Dow Jones |
33,052.87 |
+123.91 |
+0.38 % |
||||
S&P 500 |
4,193.80 |
+26.98 |
+0.65 % |
||||
NASDAQ |
12,851.24 |
+61.76 |
+0.48 % |
||||
FTSE 100 |
7,321.72 |
-5.67 |
-0.08 % |
||||
NIKKEI |
30,858.85 |
+183.04 |
+0.60 % |
||||
HANG SENG |
17,099.00 |
-311.00 |
-1.79 % |
||||
GOLD |
1,992.75 |
-12.85 |
-0.64 % |
||||
CRUDE OIL WTI |
81.35 |
-0.96 |
-1.17 % |
||||
BRENT OIL |
85.46 |
+0.15 |
+0.18 % |
||||
NICKEL |
18,130.50 |
-358.50 |
-1.94 % |
HATI HATI PENIPUAN ! KOMUNITAS PANENSAHAM TIDAK PERNAH MENGELOLA UANG
Market News
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore, Selasa (31/10/2023) berhasil menguat ke zona hijau dengan naik 16,319 basis point atau meningkat 0,24% ke level 6,752,211. IHSG bergerak variatif dari batas bawah di level 6.666 hingga batas atas pada level 6.754 setelah dibuka pada level 6.735.
IDXENERGY naik 0,04%, IDXBASIC naik 0,43%, IDXINDUST naik 0,23%, IDXCYCLIC -0,25%, IDXNONCYC naik 0,39%, IDXHEALTH -0,44%, IDXFINANCE naik 0,23%, IDXPROPERT naik 0,86%, IDXTECHNO naik 2,00%, IDXINFRA naik 1,87%, dan IDXTRANS -0,30%.
Di sisi lain, Indeks LQ45 tercatat naik 0,34% ke level 892,343. Sedangkan, JII menguat 1,10% ke level 527,344. Selanjutnya, IDX30 ditutup naik 0,25% ke level 459,190. Sementara IDX80 tercatat menguat 0,25% ke level 459.190.
IDXENERGY naik 0,04%, IDXBASIC naik 0,43%, IDXINDUST naik 0,23%, IDXCYCLIC -0,25%, IDXNONCYC naik 0,39%, IDXHEALTH -0,44%, IDXFINANCE naik 0,23%, IDXPROPERT naik 0,86%, IDXTECHNO naik 2,00%, IDXINFRA naik 1,87%, dan IDXTRANS -0,30%.
Di sisi lain, Indeks LQ45 tercatat naik 0,34% ke level 892,343. Sedangkan, JII menguat 1,10% ke level 527,344. Selanjutnya, IDX30 ditutup naik 0,25% ke level 459,190. Sementara IDX80 tercatat menguat 0,25% ke level 459.190.
Berita Emiten
Telkom (TLKM) Cetak Laba Rp19,4 Triliun Tumbuh 17,6 Persen
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mencetak laba bersih sebesar Rp19,4 triliun sampai kuartal III/2023, atau naik 17,6% secara tahunan. TLKM mencetak pendapatan senilai Rp111,23 triliun. Pendapatan ini meningkat 2,17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp108,8 triliun.
Pendapatan TLKM ini dikontribusikan oleh pendapatan telepon sebesar Rp8,3 triliun, pendapatan interkoneksi Rp6,6 triliun, dan pendapatan data internet, dan jasa teknologi informatika sebesar Rp65,8 triliun.
Meningkatnya pendapatan TLKM ini turut membuat laba usaha TLKM meningkat menjadi 10,80% secara tahunan menjadi Rp34,9 triliun. Sebelumnya, pada periode yang sama tahun lalu, TLKM mencetak laba usaha sebesar Rp31,5 triliun.
TLKM juga berhasil meningkatkan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk atau laba bersihnya menjadi Rp19,4 triliun hingga kuartal III/2023. Laba bersih ini naik 17,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp16,5 triliun.
Hingga 30 September 2023, TLKM mencatatkan jumlah aset sebesar Rp276,2 triliun, naik dari 31 Desember 2022 sebesar Rp275,19 triliun. Jumlah liabilitas TLKM naik menjadi Rp126,7 triliun di akhir September 2023, dari sebelumnya sebesar Rp125,9 triliun di akhir Desember 2022. (Bisnis)
Pendapatan TLKM ini dikontribusikan oleh pendapatan telepon sebesar Rp8,3 triliun, pendapatan interkoneksi Rp6,6 triliun, dan pendapatan data internet, dan jasa teknologi informatika sebesar Rp65,8 triliun.
Meningkatnya pendapatan TLKM ini turut membuat laba usaha TLKM meningkat menjadi 10,80% secara tahunan menjadi Rp34,9 triliun. Sebelumnya, pada periode yang sama tahun lalu, TLKM mencetak laba usaha sebesar Rp31,5 triliun.
TLKM juga berhasil meningkatkan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk atau laba bersihnya menjadi Rp19,4 triliun hingga kuartal III/2023. Laba bersih ini naik 17,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp16,5 triliun.
Hingga 30 September 2023, TLKM mencatatkan jumlah aset sebesar Rp276,2 triliun, naik dari 31 Desember 2022 sebesar Rp275,19 triliun. Jumlah liabilitas TLKM naik menjadi Rp126,7 triliun di akhir September 2023, dari sebelumnya sebesar Rp125,9 triliun di akhir Desember 2022. (Bisnis)
Bank Syariah Indonesia (BSI) Catatkan Laba Bersih Rp 4,2 Triliun di Kuartal III-2023
PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI mencatatkan laba bersih senilai Rp 4,2 triliun di kuartal III-2023, melonjak 31,04% secara year on year (YoY) dibandingkan dengan periode sama di tahun sebelumnya yang senilai Rp 3,21 triliun.
Pertumbuhan laba bersih BSI salah satunya ditopang oleh kenaikan pendapatan sebesar 8,4% YoY menjadi Rp 15,17 triliun. Pendapatan setelah distribusi bagi hasil tumbuh 7,4% menjadi Rp 12,8 triliun dan pendapatan berbasis biaya dan komisi mencapai Rp 3,02 triliun atau meningkat 12,4%.
Pertumbuhan laba juga sejalan dengan penurunan rasio cost pembiayaan dari 1,96% pada sembilan bulan peratam tahun lalu menjadi 1,33%. Margin bersih BRIS turun menjadi 5,93% dari 6,22% pada periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, pencapaian laba bersih BSI tersebut tidak mudah untuk dicapai di tengah suku bunga tinggi dan persaingan yang semakin ketat.
Dengan melihat perkembangan terakhir, meskipun memang ada kenaikan suku bunga tetapi demand dari masyarakat masih sangat baik, dan yang sifatnya pembiayaan atau kredit mulai dari konsumer sampai dengan korporasi masih cukup besar. Hal ini membuat pihaknya optimis sampai akhir tahun loan growth bisa dicapai di kisaran 14%-16%. (Kontan)
Pertumbuhan laba bersih BSI salah satunya ditopang oleh kenaikan pendapatan sebesar 8,4% YoY menjadi Rp 15,17 triliun. Pendapatan setelah distribusi bagi hasil tumbuh 7,4% menjadi Rp 12,8 triliun dan pendapatan berbasis biaya dan komisi mencapai Rp 3,02 triliun atau meningkat 12,4%.
Pertumbuhan laba juga sejalan dengan penurunan rasio cost pembiayaan dari 1,96% pada sembilan bulan peratam tahun lalu menjadi 1,33%. Margin bersih BRIS turun menjadi 5,93% dari 6,22% pada periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, pencapaian laba bersih BSI tersebut tidak mudah untuk dicapai di tengah suku bunga tinggi dan persaingan yang semakin ketat.
Dengan melihat perkembangan terakhir, meskipun memang ada kenaikan suku bunga tetapi demand dari masyarakat masih sangat baik, dan yang sifatnya pembiayaan atau kredit mulai dari konsumer sampai dengan korporasi masih cukup besar. Hal ini membuat pihaknya optimis sampai akhir tahun loan growth bisa dicapai di kisaran 14%-16%. (Kontan)
BNI Catat Laba Bersih Rp 15,75 Triliun Hingga September 2023, Naik 15,1 Persen YoY
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan kinerja impresif di periode hingga September 2023. Di mana, laba bersih BBNI tercatat senilai Rp 15,75 triliun di kuartal III-2023. Capaian laba tersebut mengalami kenaikan hingga 15,1% secara tahunan (YoY). Sebagai perbandingan, pada periode sama tahun lalu, laba perusahaan tercatat senilai Rp 13,69 triliun.
Salah satu penopang kenaikan laba bersih BBNI adalah pendapatan bunga bersih (NII) yang juga naik. NII BNI tercatat senilai Rp 31,13 triliun atau naik tipis sekitar 3,1% YoY. Di sisi lain,BNI membukukan pendapatan non bunga senilai Rp 10,49 triliun atau terkoreksi 4,7% YoY.
BNI masih mampu mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sekitar 7,8% YoY, meskipun di bawah industri yang bisa lebih dari 8%. Nilai kredit yang disalurkan mencapai Rp 671,3 triliun. Pertumbuhan kredit itu pun berdampak pada tumbuhnya total aset yang mencapai 7% YoY. Pada periode Januari hingga September 2023, total aset BNI sebesar Rp 1.009,3 triliun.
Di saat penyaluran kredit sedikit lebih lambat dibandingkan industri, total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dimilik BNI justru meningkat lebih tinggi dibandingkan kredit. DPK BNI ada senilai Rp 747,59 triliun atau naik 9,1% YoY.
Oleh karenanya, likuiditas yang dimiliki BNI tampak melonggar. Itu tercermin dari rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang turun dari level 91,2% di September 2022 menjadi 90,1% di September 2023. (Kontan)
Salah satu penopang kenaikan laba bersih BBNI adalah pendapatan bunga bersih (NII) yang juga naik. NII BNI tercatat senilai Rp 31,13 triliun atau naik tipis sekitar 3,1% YoY. Di sisi lain,BNI membukukan pendapatan non bunga senilai Rp 10,49 triliun atau terkoreksi 4,7% YoY.
BNI masih mampu mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sekitar 7,8% YoY, meskipun di bawah industri yang bisa lebih dari 8%. Nilai kredit yang disalurkan mencapai Rp 671,3 triliun. Pertumbuhan kredit itu pun berdampak pada tumbuhnya total aset yang mencapai 7% YoY. Pada periode Januari hingga September 2023, total aset BNI sebesar Rp 1.009,3 triliun.
Di saat penyaluran kredit sedikit lebih lambat dibandingkan industri, total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dimilik BNI justru meningkat lebih tinggi dibandingkan kredit. DPK BNI ada senilai Rp 747,59 triliun atau naik 9,1% YoY.
Oleh karenanya, likuiditas yang dimiliki BNI tampak melonggar. Itu tercermin dari rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang turun dari level 91,2% di September 2022 menjadi 90,1% di September 2023. (Kontan)
Pasar Menantang, Laba Kalbe Farma (KLBF) Turun 16,9 Persen hingga Kuartal III
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengumumkan penjualan bersih mencapai Rp 22,56 triliun pada sembilan bulan pertama 2023, atau meningkat 6,5% dibandingkan sembilan bulan pertama 2022.
Sementara itu, laba bersih KLBF mencapai Rp 2,06 triliun pada sembilan bulan pertama 2023, atau terjadi penurunan 16,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat kondisi pasar yang menantang dalam periode transisi pasca pandemi.
Walaupun menghadapi kondisi pasar yang menantang, KLBF meyakini bahwa industri kesehatan tetap akan bertumbuh dalam jangka panjang seiring dengan meningkatnya kesadaran kesehatan.
Manajemen KLBF meyakini pemulihan makroekonomi tetap memberikan peluang pertumbuhan. Seiring dengan perubahan pola belanja konsumen pasca pandemi, KLBF berupaya adaptif dan berfokus pada kebutuhan konsumen dengan tetap mewaspadai dampak inflasi terhadap daya beli konsumen.
Sejalan dengan perubahan pola belanja konsumen dan daya beli masyarakat, KLBF merevisi target pertumbuhan penjualan bersih tahun 2023 menjadi sekitar 5%-7% dan tetap tumbuh di atas pasar. (Kontan)
Sementara itu, laba bersih KLBF mencapai Rp 2,06 triliun pada sembilan bulan pertama 2023, atau terjadi penurunan 16,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat kondisi pasar yang menantang dalam periode transisi pasca pandemi.
Walaupun menghadapi kondisi pasar yang menantang, KLBF meyakini bahwa industri kesehatan tetap akan bertumbuh dalam jangka panjang seiring dengan meningkatnya kesadaran kesehatan.
Manajemen KLBF meyakini pemulihan makroekonomi tetap memberikan peluang pertumbuhan. Seiring dengan perubahan pola belanja konsumen pasca pandemi, KLBF berupaya adaptif dan berfokus pada kebutuhan konsumen dengan tetap mewaspadai dampak inflasi terhadap daya beli konsumen.
Sejalan dengan perubahan pola belanja konsumen dan daya beli masyarakat, KLBF merevisi target pertumbuhan penjualan bersih tahun 2023 menjadi sekitar 5%-7% dan tetap tumbuh di atas pasar. (Kontan)
Disclaimer On