PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) akan menggelar dua aksi korporasi. Emiten pengelola gerai Alfamidi ini akan menggelar pemecahan saham (stock split) dan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Direktur dan Corporate Secretary Midi Utama Indonesia Suantopo Po, mengungkapkan rencana stock split MIDI akan dilakukan dengan rasio pemecahan saham 1:10. Sesuai dengan persetujuan prinsip dari BEI pada 30 Desember 2022.
Nilai nominal saham akan berubah dari Rp 100 per saham sebelum stock split menjadi Rp 10 per saham setelah pemecahan saham. Jumlah saham akan mengalami perubahan dari 2.882.353.000 (2,88 miliar) lembar saham menjadi 28.823.530.000 (28,82 miliar) lembar saham setelah stock split.
Kedua, meningkatkan jumlah saham MIDI yang beredar di masyarakat dan memberikan kesempatan lebih luas bagi investor, khususnya investor ritel untuk dapat berinvestasi saham MIDI. Ketiga, meningkatkan likuiditas pedagangan saham MIDI.
Selain stock split, MIDI juga mengumumkan akan menggelar penambahan modal dengan HMETD alias rights issue. MIDI berencana untuk melakukan HMETD kepada para pemegang saham melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas (PUT) sebanyak-banyaknya 461.176.480 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Dana hasil rights issue ini seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja dan pengembangan usaha, serta investasi pada entitas anak. Direksi MIDI menyampaikan, rights issue ini akan berpengaruh positif terhadap kondisi keuangan konsolidasi MIDI.
Sumber: Kontan