Sederet tantangan diperkirakan masih akan membayangi kinerja MNCN, SCMA, dan VIVA pada semester II/2023, mulai dari belanja iklan yang melunak hingga masifnya transisi digital televisi lewat implementasi analog switch off (ASO).
Hingga semester I/2023, pendapatan iklan media seperti PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) kompak menurun akibat implementasi ASO dan redupnya belanja iklan.
Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus mengatakan bahwa kebijakan ASO memang telah membuat pendapatan emiten media tergerus. Hal itu pun membuat emiten di sektor ini mendiversifikasi bisnisnya ke arah digital.
Kendati telah melakukan diversifikasi, Nicodemus menyatakan tantangan yang dihadapi kini muncul dari melunaknya belanja iklan atau advertising expenditure (Adex). Kemunculan alternatif iklan berbiaya murah lewat media sosial menjadi alasannya. Dari data Nielsen, Adex Indonesia diperkirakan mencapai sekitar US$4,8 miliar sepanjang 2023. Dari jumlah tersebut, iklan daring menjadi kontributor utama dengan proyeksi mencapai US$2,18 miliar atau 45,5 persen dari total belanja iklan.
Nicodemus berpendapat bahwa ceruk pasar emiten media masih terbuka lebar seiring dengan besarnya pengguna televisi konvensional di daerah. Kendati demikian, internet memiliki peran besar dalam mendorong terjadinya transisi dari konvensional ke digital.
Sementara, Direktur SCMA Rusmiyati Djajaseputra sependapat bahwa penurunan belanja iklan e-commerce dan dipangkasnya pengeluaran biaya iklan dari perusahaan multinasional FMCG telah membuat pendapatan perusahaan terkoreksi.
Pada paruh kedua tahun ini, Rusmiyati melihat adanya peningkatan belanja iklan dibandingkan dengan semester I/2023. Namun, peningkatan itu dinilai masih rendah jika dikomparasikan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu.
Sumber: Bisnis