PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mencatatkan penurunan laba bersih sepanjang semester I-2023. Hal ini disebabkan oleh agresivitas TLKM dalam pengembangan infrastruktur. EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) TLKM mencapai Rp 38,38 triliun per Juni 2023 atau turun 2,7% secara tahunan atau year on year (YoY) dari Rp 39,44 triliun.
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Telkom mencapai Rp 12,75 triliun di semester I-2023. Ini tersebut turun 4,16% secara tahunan dari Rp 13,31 triliun.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menjelaskan penurunan itu seiringan dengan langkah TLKM dalam mempercepat langkah transformasi dengan strategi Five Bold Moves dan peningkatan kualitas layanan. Salah satunya dengan akuisisi tambahan spektrum frekuensi 2,1 Ghz dan 2,3 GHz guna menjaga kapasitas dan layanan. Alhasil, biaya atau expense TLKM meningkat 2,9% secara tahunan menjadi Rp 50,5 triliun.
Ririek bilang Telkom juga terus memacu pertumbuhan melalui new engine of growth dan kinerja yang kuat dari anak perusahaan. Ini menjadi bekal bagi TLKM untuk memperkuat fundamental dan profitabilitas. Seiringan dengan itu, hingga Juni 2023, Telkom telah menggunakan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 15 triliun. Nilai tersebut setara dengan 20,5% dari pendapatan TLKM.
Adapun realisasi capex paruh pertama tahun ini lebih tinggi 11,11% dibandingkan semester I-2022. Adapun pada periode Januari–Juni 2022, TLKM telah menggunakan capex sebesar Rp 13,5 triliun. Sejalan dengan optimalisasi capex tersebut, Telkom tercatat telah menggunakan kas bersih untuk aktivitas investasi sebanyak Rp 17,7 triliun sepanjang paruh pertama tahun ini.
Sumber: Kontan