PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) memproyeksikan kinerjanya akan turun satu digit atau setidaknya menyamai pencapaian tahun 2022 yang merupakan masa puncak performa TAPG. Hal ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang mulai terjadi sejak beberapa bulan terakhir sehingga berpengaruh terhadap produktivitas produksi TAPG.
Corporate secretary PT Triputra Agro Persada Tbk Joni Tjeng menuturkan, tahun 2022 merupakan masa puncak performa TAPG, di mana perusahaan berhasil mencetak volume produksi tertinggi dan harga komoditas juga mencapai titik tertinggi. Kemudian, pada tahun 2023, kondisi El Nino mulai menyerang yang berpengaruh terhadap aktivitas produksi.
TAPG menilai, produksi periode Juli-September 2023 (kuartal III-2023) merupakan puncak produksi di tahun ini. Sedangkan pada kuartal IV-2023, produksi diperkirakan akan memiliki figure yang hampir sama dengan kuartal II-2023.
Atas dasar kondisi tersebut, Joni pun mengatakan bahwa target pendapatan dan laba tahun ini diperkirakan sama atau hanya turun satu digit dibandingkan tahun sebelumnya,
Manajemen TAPG juga menjalankan sejumlah langkah dalam menghadapi kondisi yang menantang di tahun ini. Salah satunya dengan tetap berfokus pada optimalisasi produktivitas, di mana umur tanaman TAPG saat ini berada pada masa puncak dengan rata-rata 12,7 tahun.
Terkait kondisi El nino, TAPG akan terus menekan risiko utama dari El nino melalui pengembangan embung air dan program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang berfungsi mencegah kebakaran.
Sumber: Kontan