PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau Bank BJB (BJBR), bersama dengan entitas anak usaha, membukukan laba bersih sebesar Rp908,7 miliar pada semester I/2023. Capaian tersebut turun 24 persen dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), sebesar Rp1,19 triliun.
Penyusutan laba bank sejalan dengan penurunan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 16 persen yoy menjadi Rp3,45 triliun pada paruh pertama 2023. Bank BJB juga mencatatkan kerugian dari penjabaran transaksi valuta asing sebesar 333 persen, yaitu dari Rp1,63 miliar per Juni 2022 menjadi Rp7,08 miliar pada Juni 2023.
Secara konsolidasi, beban promosi BJBR mengalami kenaikan 13 persen, dari Rp194 miliar pada Juni 2022 menjadi Rp219,91 miliar pada Juni 2023. Sementara itu, kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) bank only tercatat naik 6 persen yoy menjadi Rp153,7 miliar pada semester I/2023 ini.
Rasio biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) pun naik 656 basis poin (bps) menjadi ke level 84,97 persen pada semester I/2023 dari 78,41 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Bank BJB mencatatkan penurunan rasio imbal balik ekuitas (return on equity/ROE) 641 bps menjadi 14,09 persen.
Lalu, rasio imbal balik aset (return on asset/ROA) BJBR juga turun 55 bps menjadi 1,33 persen. Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross meningkat dari 1,10 persen pada Juni 2022 menjadi 1,22 persen per Juni 2023. NPL nett pun turut meningkat dari 0,31 persen per Juni 2023 menjadi 0,56 persen per Juni 2023.
Meski begitu, dari sisi intermediasi, BJBR secara konsolidasian mencatatkan peningkatan penyaluran kredit 5 persen yoy menjadi Rp121,2 triliun. Sementara, bank only membukukan Rp113 triliun. Dari sisi pendanaan, BJBR telah meraup dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasian sebesar Rp128,98 triliun. Sementara, dana murah atau current account savings account (CASA) naik tipis dari Rp54,7 triliun menjadi Rp54,9 triliun pada Juni 2023.
Sumber: Bisnis