PT Graha Mitra Asia Tbk (RELF) an segera mengejar pertumbuhan penjualan secara agresif setelah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 Juni 2023. Direktur Utama RELF Ivan Darmanto mengatakan, kekurangan supply perumahan atau backlog masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah.
Ivan mengatakan, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna menyebut bahwa saat ini penyediaan perumahan masih dihadapkan pada tantangan besar untuk menyelesaikan 12,71 juta backlog rumah tangga.
Menurut Ivan, permasalahan backlog itu menuntut peran semua pihak, baik pemerintah maupun swasta, untuk sama-sama berkontribusi memenuhi kebutuhan rumah untuk masyarakat. Salah satu tujuan RELF melakukan IPO adalah untuk percepatan akuisisi lahan.
Dana hasil penawaran umum yang didapat oleh Perseroan, selain digunakan untuk modal kerja, juga digunakan untuk akuisisi lahan dalam rangka membuka dua proyek di lokasi baru. Perseroan menargetkan penjualan tahun 2023 sebesar Rp 72 miliar. Lalu, di tahun 2024 RELF menargetkan kenaikan penjualan di angka Rp 128 miliar.
RELF saat ini sudah bekerjasama dengan bank - bank penyedia KPR, diantaranya BRI, BSI, BTN, Bank Ganesha, dan BJB. Menurut Edy, RELF terus melakukan ekspansi untuk menambah alternatif pilihan bank untuk menyediakan fasilitas KPR bagi konsumen.
Sumber: Kontan