Merdeka Battery Materials (MBMA), akan segera memiliki pabrik baterai yang diharapkan akan selesai dalam dua tahun ke depan.
Direktur MBMA Andrew Starkey mengungkapkan pengembangan pabrik baterai akan terintegrasi dengan tambang nikel. Pabrik baterai yang akan dibangun perusahaan akan menggunakan teknologi pengolahan pemurnian nikel limonit atau High Pressure Acid Leaching (HPAL).
Sebelumnya, MBMA sukses melaksanakan penawaran umum perdana (IPO) dan resmi melantai di bursa pada 18 April 2023 lalu. Dalam aksi korporasi tersebut perusahaan melepas 11 miliar saham baru dan berhasil menggalang Rp 8,74 triliun.
Salah satu penggunaan utama dana IPO tersebut adalah untuk penyelesaian pabrik nikel raksasa HPAL berkapasitas 60.000 ton yang membutuhkan biaya sebesar US$ 1,28 miliar atau setara Rp 19,2 triliun (asumsi kurs Rp 15.000/US$). Perusahaan memperkirakan HPAL tahap satu akan selesai 2025 dan akan berkontribusi sekitar 25% dari EBITDA perusahaan.
Penambahan dan ekspansi pabrik nikel ini tentu diharapkan akan menjadi penopang kinerja keuangan MBMA di masa mendatang. Hingga akhir kuartal pertama 2023, MBMA mencatatkan pendapatan Rp 4,41 triliun dengan laba bersih Rp 687 miliar.
Sumber: CNBC