Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI) mencatat kenaikan penjualan produk baja ringan dengan rata-rata kenaikan di bawah 20 persen sepanjang semester I/2023.
Ketua Umum ARFI Nicolas Kesuma mengatakan kondisi manufaktur bidang roll forming saat ini berjalan cukup stabil, masih dalam optimisme meraih peningkatan utilitas. Jika dibadingkan dengan tahun lalu, rata-rata permintaan baja ringan semester I/2023 tak mengalami pertumbuhan signifikan.
Sebagai salah satu bahan baku material yang menopang struktur pembangunan properti, material ini dapat tumbuh positif seiring dengan pertumbuhan sektor properti yang diproyeksi semakin melaju. Apalagi, produk baja ringan merupakan fondasi rangka atap bangunan, di mana peranannya penting dalam produksi properti.
Adapun, faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi pertumbuhan konsumsi baja di antaranya yaitu berlanjutnya proyek-proyek strategis nasional (PSN) dan swasta khususnya di sektor infrastruktur dan energi.
Lebih lanjut,pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), proyek kendaraan listrik serta adanya kebijakan dari pemerintah Indonesia mengenai program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) juga pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap baja impor, juga berdampak pada naiknya konsumsi baja dalam negeri.
Sumber: Bisnis