Harga mayoritas komoditas logam industri masih berada dalam tekanan. Hanya timah yang mampu bergerak positif dalam sebulan terakhir.
Research & Development ICDX Girta Yoga mengamati, pergerakan harga logam industri di bulan Juli hingga Jumat (21/7) kebanyakan masih dalam situasi bearish yang penuh tekanan. Komoditas logam industri seperti nikel, tembaga dan aluminium tercatat mengalami penurunan masing-masing sebesar 1.9%, 0.30%, dan 3.10%, sementara timah mampu mencatatkan pertumbuhan positif sekitar 6%.
Pergerakan harga nikel dipengaruhi oleh kekhawatiran penurunan permintaan nikel oleh China pasca salah satu negara produsen terbesar nikel membatasi ekspor mineral strategis dan produksi kendaraan listrik.
Harga tembaga turut dipengaruhi oleh kekhawatiran akan penurunan permintaan oleh China setelah data ekonomi yang dirilis beberapa waktu terakhir mengindikasikan ekonomi negara konsumen utama logam industri itu sedang berjuang untuk memulihkan ekonominya.
Sebaliknya, Aluminium dipengaruhi oleh kelebihan pasokan di China. Produksi output aluminium di China berpotensi pulih pasca pembangkit tenaga air kembali mencapai 50% atau setara dengan 50% dari kapasitas yang dibatasi pada bulan Agustus. Tenaga air merupakan tenaga penyokong untuk peleburan di wilayah utama penghasil aluminium di Yunnan, China.
Girta mengatakan, situasi pemulihan ekonomi global terutama di China akan menjadi perhatian utama bagi pergerakan harga logam industri. Sebab, peran China begitu penting dalam peta perdagangan logam industri dunia. Harga logam industri ke depannya turut bergantung pada situasi di negara produsen utama logam industri lain seperti Indonesia, Myanmar, Chili dan lainnya. Serta, situasi di negara konsumen utama logam industri seperti Jepang, AS, Uni Eropa, dan lainnya.
Sumber: Kontan