PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) memperkirakan kinerja pada kuartal kedua akan lebih baik dibandingkan dengan periode sebelumnya di tengah kewaspadaan terhadap pergeseran tren belanja masyarakat. Tekanan pada sisi produksi juga cenderung berkurang seiring dengan turunnya harga bahan baku.
Indeks Harga Pangan FAO atau FAO Food Price Index (FFPI) pada Juni 2023 bertengger di 122,3 poin atau turun 1,4 persen dibandingkan dengan indeks pada Mei 2023. Indeks ini melanjutkan penurunan dan telah terkoreksi 23,4 persen dari posisi tertingginya pada Maret 2023.
FAO melaporkan penurunan pada Juni 2023 dipicu oleh koreksi indeks harga pada mayoritas komoditas pangan, termasuk di antaranya adalah gula, minyak nabati, sereal, dan produk susu.
Direktur Garudafood Paulus Tedjosutikno menduga fenomena tersebut merupakan imbas dari adanya peningkatan biaya hidup. Selain itu, kekhawatiran situasi ekonomi global pada kuartal II/2023 cenderung membuat masyarakat mengurangi pembelian di semua retail.
Paulus mengatakan GOOD turut mengantisipasi euforia pesta demokrasi 5 tahunan. Momentum tersebut dinilai akan menciptakan banyak peluang yang bisa Garudafood manfaatkan untuk meningkatkan penjualan yang didominasi makanan ringan dan biskuit.
Manajemen juga belum lama ini mengumumkan rencana ekspansi ke bisnis obat tradisional atau jamu melalui salah satu anak usahanya, PT Sinar Niaga Sejahtera (SNS). SNS berencana menambah kegiatan usaha ke aktivitas perdagangan besar obat tradisional untuk manusia (KBLI 46442). Studi kelayakan pun dilakukan untuk menilai apakah rencana ini memiliki dampak positif bagi keberlangsungan SNS ke depan.
Sumber: Bisnis