Kuartal I, Laba Bersih ESSA Lompat 228% Jadi US$ 10,21 Juta

2024-04-23 08:14:01 - Bagikan ke Facebook Whatsapp Twitter

JAKARTA, investortrust.id - PT ESSA Industries Indonesia Tbk, sebelumnya dikenal sebagai PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), perusahaan publik yang bergerak di sektor energi dan kimia melalui kilang LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan pabrik amonia melaporkan pendapatan kinerja kuartal I-2024.

 

Sepanjang periode tersebut, ESSA mencatat total pendapatan sebesar US$ 73,8 juta, turun 16% secara year on year (YoY) dari US$ 87,84 juta pada per kuartal I-2023.

 

Sekretaris Perusahaan PT ESSA Industries Indonesia Tbk, Shinta D. U. Siringoringo, mengatakan, meski pendapatan turun, Perseroan berhasil memacu laba sebelum pajak atau EBITDA sebesar 41% yoy menjadi US$ 31,5 juta pada kuartal pertama tahun 2024.

 

“Sementara meskipun harga amoniak turun 51% YoY menjadi US$ 344 per MT di kuartal pertama 2024, volume produksi lebih tinggi serta biaya yang lebih rendah berkontribusi terhadap peningkatan EBITDA,” ulas Shinta dalam keterangan tertulis yang dikutip, Selasa (23/4/2024).  

 

Adapun penurunan harga amonia kata dia disebabkan oleh permasalahan geopolitik di kawasan Timur Tengah dan Laut Merah pada awal tahun 2024. Perseroan meyakini penurunan harga amoniak sudah mencapai titik terendah pada bulan Maret 2024, sehingga mulai menunjukkan tren yang meningkat.

 

ESSA memperkirakan harga amoniak akan tetap sama dengan tahun 2023. Sementara itu, harga LPG telah menunjukkan pemulihan yang kuat di tengah langkah pemotongan produksi minyak oleh OPEC+

 

“ESSA tetap teguh dalam komitmennya terhadap keunggulan manufaktur, kelestarian lingkungan, dan beradaptasi dengan evolusi industri. ESSA tetap fokus mencari peluang baru untuk pertumbuhan dan terus mencari peluang yang terkait dengan kekuatan intinya,’’ ujarnya.

 

Dari sisi bottom line, ESSA mencatatkan perolehan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk sebesar US$ 10,21 juta, naik 228% YoY dari US$ 3,11 juta.

 

Sedangkan dari sisi neraca, terjadi penurunan menjadi sebesar US$ 683 juta per 31 Maret 2023 dari US$ 695,44 juta pada periode 31 Desember 2023.

 

Adapun jumlah liabilitas mengalami penurunan menjadi US$ 172,89 juta pada 31 Maret 2024 dari US$ 197,69 juta pada periode 31 Desember 2023.

 

Sedangkan jumlah ekuitas tercatat meningkat menjadi US$ 510,35 juta selama tiga bulan terakhir dari US$ 497,74 juta per 31 Desember 2023.

Bagikan:

DISCLAIMER ON!

Pandangan diatas merupakan pandangan dari PanenSAHAM, dan kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor dalam bertransaksi. Semua keputusan ada di tangan investor

Berita Menarik Lainnya: