PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) membukukan kenaikan laba bersih sepanjang 2022 meski volume penjualan ekspor mengalami penurunan. Kinerja ini sejalan dengan kenaikan harga jual rata-rata minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO).
Per Desember 2022, STAA mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,11 triliun pada 2022, tumbuh 3,28 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp1,07 triliun. Persentase kenaikan laba bersih tersebut lebih tinggi daripada pendapatan yang hanya tumbuh 2,74 persen year on year (YoY). Akumulasi pendapatan bersih STAA mencapai Rp6,04 triliun pada 2022, dari Rp5,88 triliun pada 2021.
Pertumbuhan penjualan terutama ditopang oleh serapan pasar domestik yang naik 23,18 persen YoY menjadi Rp5,71 triliun sampai pengujung 2022. Sementara itu penjualan pada tahun sebelumnya di pasar domestik sebesar Rp4,64 triliun. Di sisi lain, penjualan ekspor mengalami koreksi 73,51 persen YoY, dari Rp1,24 triliun pada 2021 menjadi hanya Rp329,41 miliar pada 2022.
STAA melaporkan adanya penurunan pada margin laba kotor dari 38,6 persen pada 2021 menjadi 33,8 persen pada 2022. Penurunan terjadi seiring dengan koreksi pada laba bruto sebesar 9,94 persen YoY menjadi Rp2,04 triliun dari Rp2,27 triliun.
Penurunan terutama disebabkan oleh harga pupuk yang lebih tinggi dan harga tandan buah segar dari pihak ketiga yang lebih mahal. Namun perseroan tetap bisa mempertahankan margin laba tahun berjalan di 21,2 persen karena beban penjualan dan pengeluaran bunga yang lebih rendah.
Sumber: Bisnis