JAKARTA, investortrust.id – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickle membukukan lomptan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebanyak 8,3% dari Rp 4,46 triliun menjadi Rp 4,83 triliun hingga kuartal III-2024.
Laporan kinerja keuangan NCKL yang dirilis di Jakarta, Kamis (21/11/2024), menyebutkan bahwa pertumbuhan laba tersebut sejalan dengan kenaikan pendapatan dari Rp 17,29 triliun menjadi Rp 20,37 triliun. Laba bruto perseroan juga bertumbuh dari Rp 6,13 triliun menjadi Rp 6,66 triliun.
Sejalan dengan pertumbuhan laba bruto dan terkendalinya beban, perseroan menorehkan kenaikan laba usaha dari Rp 5,42 triliun menjadi Rp 5,80 triliun hingga September 2024. Laba periode berjalan juga meningkat dari Rp 5,66 triliun menjadi Rp 6 triliun.
Peningkatan laba bersih tersebut berdampak terhadap pertumbuhan laba per saham perseroan dari Rp 74,35 menjadi Rp 76,69 per saham.
Tahun ini, Harita Nickel menargetkan produksi 120.000 ton kandungan nikel dalam feronikel dari smelter MSP dan HJF. Sementara itu, untuk bijih nikel kadar rendah, perusahaan mengandalkan dua refinery HPAL, yakni Halmahera Persada Lygend (HPL) dan Obi Nickel Cobalt (ONC), dengan target produksi mencapai 80.000–85.000 ton kandungan nikel dalam Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).
Meski berhasil menorehkan pertumbuhan kinerja keuangan, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan laju pergerakan harga saham NCKL year to date (ytd) ternyata justru turun sebanyak 17,77% menjadi Rp 810. Saham NCKL telah turun dari level Rp 1.000 pada akhir 2023 menjadi Rp 810 hingga penutupan perdagangan BEI, Kamis (21/11/2024).
Grafik Saham NCKL