PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) membidik pertumbuhan penjualan sebesar 5 persen pada 2023, melambat dari realisasi pertumbuhan 2022 yang mendekati 10 persen. Dengan realisasi pendapatan bersih 2022 sebesar Rp56,86 triliun pada 2022, maka kinerja top line ditargetkan menembus Rp59,70 triliun tahun ini.
Presiden Direktur Charoen Pokphand Indonesia Tjiu thomas Effendy mengatakan target tersebut telah mempertimbangkan kondisi industri perunggasan pada kuartal I/2023 yang kurang mendukung kinerja perusahaan.
Dari sisi bottom line, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk CPIN terkoreksi 79,76 persen year on year (YoY) dari Rp1,19 triliun pada kuartal I/2022 menjadi Rp240,99 miliar hingga pengujung Maret 2023. Namun laba pada kuartal I/2023 cenderung lebih baik daripada kuartal IV/2022 yang merugi sebesar Rp258 miliar.
Meski masih menghadapi risiko harga bahan baku dan harga jual akibat fluktuasi supply and demand, Thomas berpandangan bahwa bisnis di sektor perunggasan masih memiliki prospek yang positif. Hal ini didukung oleh tingkat konsumsi daging ayam per kapita yang cenderung masih rendah dan peluang pertumbuhan yang sejalan dengan kondisi perekonomian.
Untuk menghadapi 2023, Thomas mengemukakan CPIN akan menerapkan sejumlah strategi seperti peningkatan efisiensi untuk mencetak margin yang lebih baik. Hal ini setidaknya tecermin dari alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) yang ditetapkan sebesar Rp1,7 triliun, lebih rendah daripada serapan 2022 yang menembus Rp2,7 triliun. Thomas mengatakan belanja modal pada 2023 akan difokuskan pada pemeliharaan alat produksi untuk menjaga efisiensi.
CPIN juga mengalokasikan dana untuk sejumlah proyek yang masih berjalan pada tahun ini. Strategi lain yang diterapkan CPIN adalah fleksibilitas produksi yang menyesuaikan perkembangan permintaan dan permintaan produk. Perseroan juga bakal memastikan pasokan bahan baku seperti jagung dan bungkil kedelai untuk bisnis pakan tetap terjaga.
Sumber: Bisnis