Pelaku industri pakan ternak menyebut kenaikan harga jagung sebagai bahan pakan ternak akan berimbas pada kenaikan harga produk perunggasan.
Harga jagung sendiri bakal terkerek imbas puncak kemarau sebagai dampak dari El Nino yang diperkirakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan terjadi pada September, Oktober dan November.
Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Timbul Sihombing menuturkan industri pakan ternak memerlukan terobosan dan inovasi untuk mengatasi lonjakan harga jagung sebagai dampak dari El Nino.
Dia mengungkapkan jagung masih menjadi bahan utama pakan ternak yaitu sekitar 40-50 persen. Dengan demikian, menurutnya, kenaikan harga jagung secara otomatis akan membuat biaya produksi pakan ternak ikut melonjak.
Terlebih pemerintah telah memberlakukan pelarangan impor jagung sejak 2016 lalu. Faktor itulah yang membuat industri pakan ternak mulai mencari alternatif bahan baku pakan.
Menurutnya, sejak meroketnya harga jagung pada kuartal I/2023 lalu, industri pakan ternak sudah mulai mencari substitusi bahan baku pakan. Dalam mencari subsitusi bahan baku pakan ternak, Timbul menyebut salah satunya dapat dengan memanfaatkan sumber bahan baku alternatif.
Sumber: Bisnis