PT Timah Tbk (TINS) menargetkan jumlah ekspor timah dapat meningkat 30 persen pada 2023. Pada 2022 sendiri, TINS menargetkan untuk memproduksi timah sebanyak 35.000 ton, dan hingga kuartal III/2022 sudah tercapai 14.502 ton.
Direktur Utama TINS Achmad Ardianto meyakini prospek ekspor produk pertambangan masih cukup baik karena merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbarui. Selain itu, perkembangan teknologi dan gaya hidup manusia masih membutuhkan bahan-bahan berbasis sumber daya pertambangan.
Dia menuturkan saat ini ekspor TINS mencapai 30 persen dari total eksport tin ingot nasional. Pada 2023, jumlah ekspor ini diharapkan meningkat sekitar 25 persen—30 persen dibandingkan dengan pada tahun lalu. Menurutnya, daya serap industri dalam negeri mempunyai peluang untuk ditingkatkan dengan langkah pemerintah mendorong pertumbuhan industri hilir sehingga kebutuhan tin ingot meningkat dari saat ini sekitar 5 persen dari total produksi tin ingot.
Menghadapi kebijakan larangan ekspor, TINS tengah menggenjot kapasitas produksi anak usahanya, agar bisa menghasilkan timah solder dan tin chemical sebagai produk hilir timah. Hal ini harus dilakukan bertahap dan bekerja sama dengan mitra strategis serta perlunya dukungan kementerian terkait.
Sejalan dengan kebijakan larangan ekspor komoditas pertambangan, TINS berencana mengembangkan produk hilir timah berdasarkan kebutuhan pasar. Dengan demikian, produknya akan mudah diterima oleh pengguna, baik itu pabrikan elektronik, kemasan kaleng, gelas, plastik, PVC, Cat, dan pabrikan pengguna Timah lainnya.
Sumber: Bisnis