PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 500 juta sampai US$ 600 juta tahun ini. Capex tersebut untuk keperluan belanja modal rutin dan ekspansi, terutama untuk bisnis pertambangan, jasa pertambangan dan logistik.
Namun, belanja modal ini tidak termasuk belanja modal untuk proyek transformasi bisnis di Kalimantan Utara (Kaltara). Asal tahu saja, Adaro memiliki beberapa proyek yang akan dilaksanakan di kawasan industri ini, termasuk pabrik pengolahan (smelter) aluminium dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menjadi sumber energinya, serta pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Adapun nisbah kupas ADRO tahun ini diperkirakan mencapai 4,2 kali. Target tersebut lebih tinggi daripada nisbah kupas aktual 2022 yang sebesar 3,75 kali, karena pada semester pertama 2022 terjadi cuaca hujan melebihi normal dan keterlambatan pengiriman alat berat.
ADRO mencatatkan volume penjualan batubara sebesar 61,34 juta ton sepanjang 2022, naik 19% dari 51,58 juta ton pada 2021. Pertumbuhan penjualan terutama didorong oleh produk batubara termal dengan nilai kalori atau calorific value (CV) menengah (4.700 ke atas) yang meningkat 22% menjadi 44,91 juta ton pada 2022 dibandingkan 36,77 juta ton pada 2021.
Sumber: Kontan