PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) melirik peluang bisnis di sektor perdagangan karbon. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan konsensi hutan yang dimiliki oleh WOOD.
Adapun, WOOD memiliki dua konsensi hutan seluas lebih dari 163.425 hektare (Ha) yang berlokasi di kawasan Kalimantan Timur. Konsensi hutan tersebut dikelola oleh anak usaha WOOD yakni, PT Narkata Rimba dan PT Belayan River Timber. WOOD pun memiliki kuota produksi kayu dari hutan tersebut sebanyak 90.000 meter kubik per tahun.
Direktur Integra Indocabinet (WOOD) Wang Sutrisno mengatakan, tidak lama lagi pemerintah akan mengumumkan tata cara perdagangan karbon. Hal ini semakin menguatkan sinyal bagi WOOD untuk segera masuk ke bisnis perdagangan karbon, terutama yang berkaitan dengan pengembangan natural based solution (NBS).
Manajemen WOOD menyebut, dengan berkecimpung di pasar perdagangan karbon, maka diharapkan WOOD bisa mengekspor karbon offset pada masa mendatang. Potensi itu cukup terbuka mengingat Indonesia menjadi kontributor karbon offset terbesar di dunia bersama dengan Brazil dengan porsi masing-masing 15% dari total nilai pangsa pasar produk tersebut.
Lantas, WOOD akan memfokuskan penggunaan dana belanja modalnya atau capital expenditure (capex) pada tahun ini untuk pengembangan segmen kehutanan.
Sumber: Kontan