PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menargetkan penjualan listrik tahun ini sebesar 4.543 GWh (gigawatthours). Kontribusi pendapatan terbesar masih disumbang dari pembangkit listrik panas bumi (PLTP) Kamojang sebesar 40%.
Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy Nelwin Aldriansyah menyatakan, pendapatan perusahaan pada kuartal I-2023 lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan di kuartal I 2023 itu disumbang PLTP Kamojang sebesar 235 MW, dari total kapasitas pembangkit PGEO yang mencapai 672 MW. Sisanya disumbang dari PLTP Ulubelu sekitar 30%, PLTP Lahendong 18%, PLTP Lumut Balai 10% dan sisanya PLTP Karaha sebesar 2%.
Nelwin menjelaskan, pihaknya akan terus memacu kinerja dengan mencari pendanaan untuk investasi sumur baru. Pada april 2023 perusahaan menerbitkan green bond sebesar US$ 400 juta yang semuanya untuk kebutuhan refinancing fasilitas kredit bridge loan, dengan plafon US$ 800 juta pada Juni 2021 silam. PGEO sudah melunasi utang tersebut secara bertahap. Di mana hingga Desember 2022 tersisa utang US$ 600 juta. Utang tersebut kemudian dilunasi lagi senilai US$ 200 juta pada Maret 2023.
Ia mengungkapkan, peminat green bond PGEO sangat tinggi meskipun kupon yang ditawarkan lebih rendah. Ke depan, kata Nelwin, perusahaan masih membutuhkan dana investasi senilai US$ 1,6 miliar, untuk menambah kapasitas terpasang panas bumi sebesar 600 MW.
Sumber: Kontan