PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), berperan dalam mendorong transisi menuju energi bersih.
Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini turut mengambil bagian dalam pengelolaan 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) di tanah air. Angka ini setara 82% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia dan beroperasi di enam area. Saat ini, sebesar 672 megawatt (MW) dioperasikan oleh PGEO dan sebesar 1.205 MW dikelola melalui kontrak operasi bersama atau joint operation contract (JOC).
Corporate Secretary Pertamina Geothermal, Muhammad Baron, mengatakan, kapasitas produksi PGEO akan ditingkatkan lagi hingga 1.272 MW pada 2027, sebagai salah satu penggunaan dana hasil IPO. Mayoritas dana initial public offering (IPO) Pertamina Geothermal akan digunakan untuk mengembangkan panas bumi. Perusahaan pelat merah ini meraup dana segar hingga Rp 9,05 triliun dari aksi korporasi yang dilakukan.
Sekitar 85% dana hasil IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha sampai dengan tahun 2025. Pengembangan ini terdiri atas sekitar 55% akan digunakan untuk belanja modal alias capital expenditure (capex) atau investasi pengembangan kapasitas tambahan dari Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) operasional saat ini yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi co-generation technology untuk memenuhi permintaan tambahan dari pelanggan existing.
Sumber: Kontan