PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan dana pihak ketiga (DPK) Rp1.139,77 triliun hingga kuartal III/2022, tumbuh dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp1.135,31 triliun. Di tengah tren suku bunga naik, rasio dana murah BRI meningkat.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, porsi dana murah atau current account savings account (CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK. Secara tahunan [year-on-year/yoy], dana murah BRI tumbuh 10,22 persen. Secara lebih rinci, giro tumbuh 18,99 persen yoy menjadi Rp245,64 triliun dan tabungan tumbuh 6,37 persen yoy menjadi Rp500,08 triliun.
Adapun, porsi CASA terhadap DPK pada kuartal III/2022 mencapai 65,43 persen. Angkanya meningkat dibandingkan September tahun lalu, yakni 59,60 persen. Strategi BRI meningkatkan dana murah memengaruhi kinerja bottom line perusahaan. Hal tersebut tercermin dari menyusutnya beban bunga dan cost of fund yang turun.
Jika dibandinkan dengan tahun lalu, beban bunga BRI turun menjadi Rp18,74 triliun dari sebelumnya Rp22,58 triliun. Sementara, pendapatan bunga menjadi sebesar Rp115,25 triliun, tumbuh 9,19 persen yoy dari Rp105,54 triliun pada posisi September 2021.
Alhasil, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) dari emiten bank berkode saham BBRI ini meningkat menjadi Rp96,5 triliun secara konsolidasian, dari sebelumnya Rp82,95 triliun. Kemudian, cost of fund BRI turun menjadi 1,94 persen per kuartal III/2022.
Sumber: Bisnis