PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) memasang target tidak muluk-muluk tahun ini. Emiten pertambangan logam ini menargetkan pendapatan dan laba bersih tahun ini akan tumbuh konservatif alias sama dengan tahun lalu. Salah satu penyebabnya adalah penurunan harga komoditas.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Aneka Tambang Elisabeth RT Siahaan mengatakan, harga komoditas logam pada kuartal pertama memang masih cukup tinggi. Namun, Antam melihat adanya penurunan harga komoditas pada kuartal kedua ini. Dengan demikian laba bersih yang diproyeksi sama dengan tahun lalu. Sebab, selain adanya penurunan harga komoditas logam, ANTM juga melihat harga komoditas energi masih cukup tinggi.
Tahun ini, ANTM menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) yang cukup jumbo, yaitu sekitar Rp 10 triliun sampai Rp 14 triliun. Capex jumbo ini seiring inisiatif ANTM di proyek baterai kendaraan listrik.
Namun, sampai dengan kuartal pertama 2023, realisasi serapan capex masih relatif rendah, di kisaran Rp 300 miliar sampai Rp 400 miliar. Kata Elisabeth, masih rendahnya serapan capex ini disebabkan inisiatif proyek strategis biasanya baru akan terealisasi di semester kedua tahun berjalan.
Sumber: Kontan