JAKARTA, investortrust.id – PT Barito Pacific Tbk (BRPT) meraih peringkat idA+ dengan stable outlook dari Pefindo untuk seluruh obligasi yang diterbitkannya. Namun harga saham emiten yang dikendalikan Prajogo Pangestu ini justru ditutup ke level terendah dalam setahun terakhir.
Manajemen BRPT dalam penjelasan resminya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (13/11/2024), sebanyak 12 seri obligasi yang diterbitkan perseroan dengan rentang jatuh tempo April 2025 hingga Februari 2030 meraih peringkat sama idA+ dengan outlook stabil. Periode rating ini berlaku hingga 1 November 2025.
Terkait pergerakan harga saham BRPT mencapai level terendah lebih dari satu tahun terakhir. Hal ini terjadi setelah saham BRPT ditutup di bawah level Rp 900, tepatnya Rp 890 pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (13/11/2024). Level terendah ini sama dengan torehan pada 7 November tahun ini.
Dengan harga penutupan Rp 890, penurunan harga saham BRPT dalam setahun terakhir telah mencapai 22,82%. Sedangkan koreksi harga sepanjang 2024 berjalan atau year to date (ytd) sudah mencapai 35,64%.
Berdasarkan data BEI, BRPT satu-satunya saham dalam grup Barito yang menorehkan penurunan harga dalam setahun terakhir. Sedangkan sisanya catatkan penguatan, seperti saham PT Petrosea Tbk (PTRO) dengan kenaikan 372,97% sepanjang satu tahun terakhir dan disusul saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) sebanyak 135,40%.
Saham lainnya PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mencatatkan kenaikan 39,15% dalam setahun terakhir, saham PT Petrindo Jaya Krasi Tbk (CUAN) torehkan kenaikan 5,82% dalam setahun terakhir.
BRPT menjadi satu-satunya saham di bawah kendali Prajogo Pangestu yang menorehkan penurunan harga dalam setahun terakhir. Sisanya justru masih berhasil torehkan penguatan, bahkan beberapa telah mencapai level tertinggi baru.
Grafik Saham BRPT