Sinyal rencana merger dua operator telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) makin kuat. Setelah keduanya melangsungkan pertemuan bersama pihak Kementerian Komunikasi dan Informasi (Menkominfo).
Hal tersebut jadi konfirmasi atas pemberitaan yang beredar sebelumnya, di mana pemilik XL Axiata dan Smartfren Telecom dikabarkan sudah membicarakan hal tersebut dengan advisor untuk membantu penjajakan potensi transaksi.
Opsinya tidak hanya merger atau penyatuan kedua perusahaan telekomunikasi yang dikendalikan oleh masing-masing pihak, Sinarmas (Smartfren) dan Axiata Group. Opsi-opsi lain yang sedang dipertimbangkan adalah perjanjian berbagi jaringan dan kemitraan. Penjajakan potensi sudah dibicarakan lewat tim penasihat bisnis kedua perusahaan.
Penggabungan XL Axiata dan Smartfren akan menyatukan dua bisnis yang saling melengkapi. Akan tetapi, entitas ini belum dapat menguasai pasar operator telekomunikasi di Indonesia berdasarkan data jumlah pelanggan, infrastruktur dan total aset.
Menurutnya, rencana merger keduanya tetap berdasarkan Bussiness to Bussines (B2B), yang ditujukan untuk efisiensi persaingan pasar telekomunikasi di dalam negeri.
XL Axiata dan Smartfren memiliki infrastruktur yang saling melengkapi. Adapun infrastruktur jaringan yang dimiliki mencapai 146.023 unit tower BTS, sementara Smartfren mempunyai sejumlah 43.537 unit BTS 4G. Menariknya, berdasarkan riset Indra Cahya dari Macquarie, entitas perusahaan hasil merger diprediksi akan memiliki pangsa pasar potensial mencapai 26% secara nasional.
Sumber: Bloombergthecnoz