JAKARTA, investortrust.id – PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) menargetkan pertumbuhan kontrak baru tahun 2025 sebesar 25% menjadi sekitar Rp 1,6-1,9 triliun. Sedangkan total kontrak yang sedang dihadapi atau dikerjakan perseroan saat ini mencapai Rp 2,9 triliun yang berasal dari proyek carry over sebanyak 36% dan kontrak baru tahun 2024 sebanyak 64%.
Dirut Nusa Konstruksi Djoko Prabowo mengatakan, target tersebut naik 25% dari total perolehan kontrak baru tahun 2024. Pertumbuhan kontrak baru akan dikejar dengan agresif membidik proyek-proyek dari sektor swasta dan BUMN, seiring penurunan total kontrak infrastruktur dari pemerintah tahun depan.
Peningkatan kontrak baru, terang dia, akan diupayakan dengan memperkuat segmen konstruksi baru, seperti pengembangan data center yang pembangunannya sedang massif di Indonesia. “Kami mencoba untuk memperkuat kontrak dari segmen baru yang tengah bertumbuh menggantikan kontrak high rise building yang sedang turun. Saat ini, kami sedang ikut tender pembangunan data center,” terangnya dalam publik ekspose di Jakarta, Kamis (12/12/2024).
Selain proyek tersebut, dia mengatakan, Nusa Konstruksi (DGIK) mulai merambah proyek recovery terkait lingkunan setelah perseroan sebelumnya berhasil meraih proyek pembersihan tanah yang terkontaminasi minyak di Riau, dari Pertamina Hulu Rokan.
“Pekerjaan secara teknis adalah pengelolaan tanah untuk menurunkan kandungan kontaminasi minyak. Proyek ini merupakan market baru dan belum digeluti banyak pemain. Padahal, peluang pasarnya masih besar ke depan,” ungkapnya.
Hingga kini, dia melanjutkan, perseroan tengah mengikuti tender proyek dengan total Rp 3,3 triliun dan proyek gedung mencapai Rp 500 miliar. Perseroan berharap beberapa tender proyek yang diikuti bisa dimenangkan dan diharapkan menjadi kontrak baru perseroan tahun depan.
Target Keuangan
Nusa Konstruksi (DGIK) juga menarget pertumbuhan pendapatan menjadi Rp 1,2 triliun tahun 2025. Target tersebut bertumbuh sebanyak 50% dari perkiraan pendapatan tahun ini. “Perseroan juga membidik kenaikan laba bersih berkisar Rp 65-75 miliar tahun 2025 atau bertumbuh 30-50% dari perkiraan tahun ini,” ujar Direktur DGIK Hudik Pramono.
Perseroan sebelumnya mematok pendapatan hingga akhir tahun 2024 sebesar Rp 800-835 miliar. Kemudian, laba bersih ditargetkan sekitar Rp 40-50 miliar atau tumbuh sekitar 5-6% dari tahun sebelumnya. Sedangkan nilai kontrak hingga kuartal III-2024 telah mencapai Rp 2,9 triliun. Ini terdiri dari kontrak baru sebesar 64%, sisanya 36% merupakan kontrak carry over tahun 2023.
Guna mengejar pertumbuhan kinerja tahun depan, perseroan menerapkan empat strategi, yaitu pengembangan sumber daya manusia, penerapan tata kelola pada proses bisnis, memanfaatkan dan mengaplikasikan digitalisasi guna menciptakan proses kerja yang lebih efektif dan efisien, serta