PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menyampaikan telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp12 triliun pada 2022.
Manajemen Indosat dalam investor memo menuturkan pengeluaran belanja modal Indosat pada 2022 sebesar Rp12,01 triliun. Pengeluaran belanja modal ini tidak termasuk Rp10,02 triliun untuk aset hak guna. Dari total pengeluaran belanja modal tersebut sekitar 93,3 persen digunakan untuk bisnis selular ISAT untuk mendukung permintaan layanan data, dan sisanya dialokasikan pada pengeluaran modal untuk MIDI, infrastruktur, dan TI.
Jumlah serapan belanja modal ini lebih besar dibandingkan dengan rencana ISAT pada awal 2022, yang berencana mengalokasikan Rp10 triliun untuk belanja modal. Di awal tahun, ISAT berencana menggunakan belanja modal ini untuk integrasi jaringan, setelah merger menjadi IOH.
Adapun sepanjang 2022, ISAT membukukan pendapatan sebesar Rp46,75 triliun, meningkat 48,9 persen dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp31 triliun. Layanan selular, MIDI, dan telekomunikasi tetap milik ISAT masing-masing memberikan kontribusi sebesar 86,1 persen, 12,2 persen, dan 1,7 persen terhadap pendapatan usaha konsolidasian yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022.
Meski pendapatan meningkat, ISAT membukukan penurunan laba bersih sebesar Rp4,72 triliun atau turun 30 persen dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp6,75 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan oleh peningkatan beban operasional, peningkatan beban depresiasi dan amortisasi, serta peningkatan biaya finansial, sebagai dampak dari penggabungan dua perusahaan, yang diimbangi oleh peningkatan pendapatan.
Komentar: Pada kuartal 3 tahun 2022, ISAT memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 4,5 triliun, yaitu nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan dana capex yang dibutuhkan perusahaan untuk tahun 2023. Hal ini menandakan diperlukannya dana tambahan oleh ISAT untuk memenuhinya, salah satu caranya berupa dengan mengambil kredit. Tetapi, ISAT mengalami peningkatan pendapatan sebesar 30% dan berencana akan menggunakan belanja modalnya untuk integrasi jaringan yang dapat meningkatkan kinerja perusahaannya di tahun 2023.
Komentar: Berdasarkan laporan keuangan
9M2022 kas internal berada di angka Rp 4 triliun, kas internal tidak cukup untuk
alokasi capex. Angka capex masih sama dengan tahun 2022. Mungkin alokasi capex bisa
dikombinasikan antara kas dan hutang. Perseroan melihat juga jaringan
komunikasi di Indonesia yang belum merata khususnya Kawasan Indonesia Timur.
Sumber: Bisnis