JAKARTA — Aktivitas transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menunjukkan tingkat likuiditas yang tinggi, menandakan minat pasar yang masih terjaga meskipun ada beberapa faktor eksternal yang mengundang kehati-hatian.
Berdasarkan data terkini (kontan.co.id dan idnfinancials.com) :
- Total frekuensi perdagangan mencapai sekitar 2,6 juta kali dalam satu hari perdagangan reguler.
- Nilai transaksi harian mencapai kisaran Rp 20,9 triliun untuk pasar reguler.
Dari segi frekuensi saham individual, beberapa emiten mencatat angka sangat tinggi, antara lain:
- BUMI (PT Bumi Resources Tbk) berada di posisi teratas dengan frekuensi perdagangan puluhan ribu kali dalam satu hari.
- INET (PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk) juga masuk dalam daftar saham dengan frekuensi tinggi.
Mengapa hal ini penting?
- Frekuensi perdagangan yang tinggi biasanya menunjukkan saham tersebut “diburu” oleh pelaku pasar—baik retail maupun institusi—sebagai objek likuiditas tinggi.
- Kondisi ini bisa menjadi sinyal bahwa saham tersebut sedang “hot” dalam jangka pendek, namun sekaligus berarti risiko volatilitasnya bisa lebih besar.
- Investor yang ingin ikut arus bisa mempertimbangkan saham-yang aktif, tetapi penting juga untuk melihat dasar fundamentalnya agar tidak hanya mengikuti “kerumunan”.
Catatan kondisi pasar umum:
Meskipun total aktivitas perdagangan tinggi, belum ada lonjakan signifikan yang menunjukkan euforia luar biasa — artinya pasar masih terkendali meskipun likuiditas tetap tinggi.
Rekomendasi kepada investor:
- Untuk investor jangka pendek (trader), saham dengan frekuensi tinggi bisa menjadi peluang untuk scalping atau trading aktif, asalkan manajemen risiko dijaga.
- Untuk investor jangka panjang, perhatikan apakah saham tersebut juga memiliki fundamental yang kuat — likuiditas saja belum cukup.
- Selalu pantau volume, frekuensi, dan nilai transaksi bersamaan dengan kondisi makro-ekonomi (seperti suku bunga, rupiah, ekspor/impor) karena semua bisa mempengaruhi arah pasar.