Frekuensi Perdagangan Meroket, Ini Saham-Saham Paling Aktif di Bursa Hari Ini

2025-11-11 00:00:00 - Bagikan ke Facebook Whatsapp Twitter
JAKARTA — Aktivitas transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menunjukkan tingkat likuiditas yang tinggi, menandakan minat pasar yang masih terjaga meskipun ada beberapa faktor eksternal yang mengundang kehati-hatian.

Berdasarkan data terkini (kontan.co.id dan idnfinancials.com) :

  • Total frekuensi perdagangan mencapai sekitar 2,6 juta kali dalam satu hari perdagangan reguler.
  • Nilai transaksi harian mencapai kisaran Rp 20,9 triliun untuk pasar reguler. 

Dari segi frekuensi saham individual, beberapa emiten mencatat angka sangat tinggi, antara lain:

  • BUMI (PT Bumi Resources Tbk) berada di posisi teratas dengan frekuensi perdagangan puluhan ribu kali dalam satu hari.

  • INET (PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk) juga masuk dalam daftar saham dengan frekuensi tinggi. 
Mengapa hal ini penting?

  • Frekuensi perdagangan yang tinggi biasanya menunjukkan saham tersebut “diburu” oleh pelaku pasar—baik retail maupun institusi—sebagai objek likuiditas tinggi.
  • Kondisi ini bisa menjadi sinyal bahwa saham tersebut sedang “hot” dalam jangka pendek, namun sekaligus berarti risiko volatilitasnya bisa lebih besar.
  • Investor yang ingin ikut arus bisa mempertimbangkan saham-yang aktif, tetapi penting juga untuk melihat dasar fundamentalnya agar tidak hanya mengikuti “kerumunan”.
Catatan kondisi pasar umum:

Meskipun total aktivitas perdagangan tinggi, belum ada lonjakan signifikan yang menunjukkan euforia luar biasa — artinya pasar masih terkendali meskipun likuiditas tetap tinggi.

Rekomendasi kepada investor:

  • Untuk investor jangka pendek (trader), saham dengan frekuensi tinggi bisa menjadi peluang untuk scalping atau trading aktif, asalkan manajemen risiko dijaga.
  • Untuk investor jangka panjang, perhatikan apakah saham tersebut juga memiliki fundamental yang kuat — likuiditas saja belum cukup.
  • Selalu pantau volume, frekuensi, dan nilai transaksi bersamaan dengan kondisi makro-ekonomi (seperti suku bunga, rupiah, ekspor/impor) karena semua bisa mempengaruhi arah pasar.
Bagikan:

DISCLAIMER ON!

Pandangan diatas merupakan pandangan dari PanenSAHAM, dan kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor dalam bertransaksi. Semua keputusan ada di tangan investor

Berita Menarik Lainnya: