PT Harum Energy Tbk berambisi memacu cuan dari lini bisnis nikel. Emiten batubara berkode saham HRUM tersebut menargetkan, kontribusi pendapatan dari lini bisnis nikel dapat melebihi 50% dari total perolehan laba bersih konsolidasi perusahaan dalam 2-3 tahun ke depan.
Direktur Utama HRUM, Ray Antonio Gunara mengatakan, perusahaan melihat bahwa prospek bisnis batubara akan lebih menantang ke depan. Sementara itu, bisnis nikel memiliki prospek jangka panjang yang masih menjanjikan. Saat ini, HRUM melakukan kegiatan usaha penambangan dan pengolahan bijih nikel melalui sejumlah entitas.
Lewat entitas anak tidak langsung, PT Position, HRUM untuk melakukan usaha penambangan bijih nikel di Weda Bay, Halmahera Timur. PT Position memperoleh IUP Operasi Produksi Mineral Logam untuk komoditas nikel pada tahun 2017 dan diharapkan dapat memulai produksi di akhir tahun 2023 ini.
Sementara itu, WMI tengah mengawal penyelesaian proyek smelter berteknologi RKEF di dalam wilayah Kawasan Industri Weda Bay di Kabupaten Halmahera Tengah dengan kapasitas produksi tahunan 56.000 ton. Menurut data HRUM, kemajuan penyelesaian smelter tersebut sudah berkisar 70%-80% per bulan Mei 2023 lalu. Kalau tidak ada arall melintang, smelter WMI ini dijadwalkan sudah bisa beroperasi komersial di kuartal keempat tahun ini.
Sumber: Kontan