China sebagai produsen dan konsumen batu bara terbesar di dunia, menghentikan 50 juta ton produksi setelah kecelakaan mematikan. Hal ini berpotensi berimbas terhadap harga batu bara global.
Cina menghentikan operasi di 32 lokasi produksi batu bara di Mongolia Dalam setelah kecelakaan maut pada Februari yang memicu pemeriksaan keselamatan nasional menguti Bloomberg. Operasi yang terkena dampak adalah lubang terbuka dengan lereng curam di tepi area penambangan.
Cuaca ekstrem telah menambah ketidakpastian pasokan — meningkatkan kebutuhan AC pasa musim panas ke tingkat rekor. Tingginya kebutuhan listrik turut memicu konsumsi batu bara. Sekitar 30 tambang yang disetop memiliki kapasitas produksi batu bara gabungan 26,55 juta ton per tahun, dengan 23,55 juta perluasan lainnya disetujui, menurut laporan tersebut. Regulator telah membatalkan rencana ekspansi tersebut.
Sumber: Bisnis