Rugi Bank KB Bukopin (BBKP) Bengkak Jadi Rp5,03 Triliun pada 2022

2023-04-10 11:38:26 - Bagikan ke Facebook Whatsapp Twitter

PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) masih membukukan kerugian pada 2022, bahkan membengkak 118,58 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp5,03 triliun, dibandingkan rugi pada 2021 sebesar Rp2,3 triliun. 

KB Bukopin sebenarnya mencatatkan peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 26,51 persen yoy menjadi Rp1,04 triliun pada 2022. Namun, kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) membesar dari Rp1,04 triliun pada 2021 menjadi Rp3,93 triliun pada 2022. Rasio biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) per 31 Desember 2022 BBKP menjadi 226,22 persen, naik 5.502 basis poin (bps). 

Semakin besar BOPO menunjukkan semakin tidak efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya. Selain itu, pendapatan berbasis komisi atau fee based income Bank KB Bukopin juga menyusut 76,8 persen yoy menjadi Rp50,06 miliar.

Rasio profitabilitas KB Bukopin turut tertekan. Tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) KB Bukopin turun dari minus 4,93 persen pada 2021 menjadi minus 6,27 persen pada 2022. Kemudian, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) turun dari minus 36,01 persen pada 2021 menjadi minus 82,58 persen pada 2022.

Penyusutan kredit terjadi seiring dengan upaya bank memperbaiki kualitas aset. Tercatat rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross Bank KB Bukopin turun dari 10,66 persen pada 2021 menjadi 6,56 persen pada 2022. 

Begitu juga dengan NPL net Bank KB Bukopin yang turun dari 4,91 persen pada 2021 menjadi 4,84 persen pada 2022. Pada sisi pendanaan, BBKP telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp51,96 triliun pada 2022, turun 6,91 persen yoy. Dana murah atau current account savings account (CASA) bank juga turun 13,03 persen yoy menjadi Rp10,53 triliun.


Sumber: Bisnis

Bagikan:

DISCLAIMER ON!

Pandangan diatas merupakan pandangan dari PanenSAHAM, dan kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor dalam bertransaksi. Semua keputusan ada di tangan investor

Berita Menarik Lainnya: