PT Harum Energy Tbk (HRUM) semakin serius menggarap segmen bisnis pertambangan nikel. Pelan tapi pasti, emiten ini mulai merasakan dampak investasi di industri nikel.
Direktur Utama Harum Energy Ray Antonio Gunara mengatakan, selama periode 9 bulan pertama tahun 2022, sekitar 10% dari laba bersih HRUM berasal dari bisnis nikel. Kontribusi bisnis nikel dinilai masih relatif rendah di tahun ini, karena smelter di Infei Metal Industry (IMI) baru beroperasi secara komersial per April 2022.
HRUM mencatatkan laba sebesar US$ 28,7 juta per kuartal III-2022 dari entitas asosiasi melalui penyertaan modal di IMI dan Nickel Industries Limited (NIC). Pada IMI, bagian laba bersih HRUM naik menjadi US$ 22,4 juta. Sementara itu, HRUM membukukan bagian laba sebesar US$ 6,4 juta dari investasi ekuitasnya di NIC yang mencerminkan laba NIC per semester I-2022. NIC sendiri belum mempublikasikan hasil keuangan lengkapnya per kuartal III-2022.
Ray menyebut, di tahun-tahun mendatang, kontribusi nikel bagi HRUM akan terus meningkat seiring beroperasinya smelter IMI secara penuh. HRUM dipastikan akan terus berupaya mengembangkan bisnis nikel melalui investas-investasi baru guna menambah kapasitas produksinya baik di sektor hulu maupun hilir. HRUM juga membuka kemungkinan untuk meningkatkan kepemilikan sahamnya di proyek-proyek nikel yang sudah ada saat ini.
Sumber: Kontan