PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencatatkan total nilai kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) Rp 11,25 triliun per Juni 2023. Adapun total kredit bank ini mencapai Rp 307,6 triliun. Sehingga rasio NPL ada di level 3,66%.
Jumlah kredit bermasalah BTN meningkat dari posisi Juni tahun 2022 sebesar Rp 10,13 triliun dengan rasio 3,54% terhadap total kreditnya. Jika dirinci, rasio kredit bermasalah tertinggi berasal dari konstruksi perumahan yakni mencapai 26,27%, naik dari 23,11% pada Juni tahun lalu.
Sementara rasio NPL Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) subsidi bank ini naik dari 0,88% ke level 1,64%. Outstanding KPR subsidi BTN tumbuh 10,8% secara tahunan dari Rp 137,2 triliun menjadi mencapai Rp 152,16 triliun. Sehingga nilai KPR subsidi bermasalah mencapai Rp 2,49 triliun, naik dari Rp 2,24 triliun pada Juni 2022.
Rasio NPL KPR non subsidi naik dari 2,32% menjadi 2,47%. Portofolio di segmen ini mencapai Rp 90,83 triliun, tumbuh 6,49% dari Rp 83,3 triliun pada Juni tahun lalu. Dengan begitu nilai kredit bermasalah di segmen ini naik dari Rp 1,9 triliun menjadi Rp 2,24 triliun.
Adapun NPL kredit lain sektor perumahan naik daro 3,09% menjadi 3,32%. Outstanding kredit segmen ini mencapai Rp 7,25 triliun sehingga nilai kredit yang bermasalah mencapai Rp 240,8 miliar
Dari sisi kredit konsumer non perumahannya mencatat rasio NPL 1,5%, naik dari 1,06% pada Juni tahun 2022. Portofolio kredit di segmen ini tercatat Rp 6,54 triliun. Artinya, kredit bermasalah jumlahnya mencapai Rp 98,1 miliar. BTN tercatat punya kredit macet Rp 500 miliar di PT Asuransi Jiwasraya.
Sumber: Kontan