PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) alias Sritex melaporkan kinerja terdampak signifikan terhadap perang yang terjadi antara Rusia-Ukraina dan kenaikan inflasi serta suku bunga di tingkat global.
Direktur Keuangan dan Corporate Secretary Sritex Welly Salam mengatakan, kinerja rata-rata turun sekitar 50% dibandingkan penjualan ekspor di kuartal pertama 2022. Total penjualan hingga kuartal I 2023 mencapai UUS$ 86,9 juta, terdiri dari penjualan ekspor sebesar US$ 41 juta dan penjualan lokal sebesar US$ 45,9 juta.
Welly menerangkan, dampak perang Rusia-Ukraina dan tingginya tingkat inflasi global menyebabkan penurunan tingkat permintaan di mana masyarakat global lebih mengutamakan kepada kebutuhan pangan dan energi.
Melihat kondisi global yang mengalami penurunan permintaan, Welly bilang Perseroan melakukan perubahan strategi untuk memperbesar porsi penjualan domestik tetapi hal ini terganggu dengan maraknya kegiatan impor pakaian ilegal dan pakaian bekas yang kegiatannya semakin meningkat dan telah diambil langkah-langkah penertiban oleh Pemerintah untuk menghentikan kegiatan tersebut, sehingga diharapkan pasar domestik akan lebih menjanjikan bagi industri TPT.
Welly menambahkan, hingga 31 Maret 2023 Perseroan telah berhasil meningkatkan arus kas dari kegiatan operasional sebagai hasil dari upaya Perseroan dalam mengoptimalkan kas yang tersedia untuk menjaga bisnis dan operasional secara berkelanjutan dimana saldo kas dan bank Perseroan mengalami peningkatan sebesar US$ 2,1 juta dibandingkan akhir tahun 2022.
Sumber: Kontan