Tak Seperti BREN, Tiga Saham Ini justru Terbang Saat Masuk Papan Pemantauan Khusus

2024-06-07 07:59:28 - Bagikan ke Facebook Whatsapp Twitter

JAKARTA, investortrust.id  Saham emiten yang masuk papan pemantaun khusus dengan mekanisme perdagangan full call auction (FCA) ternyata tak membuat harga saham emiten tersebut selalu anjlok. Tak sedikit saham justru kembali melesat. 

 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga Kamis (6/6/2024), terdapat empat saham yang masih berada di papan pemantauan dengan kriteria 10, yaitu saham emiten yang terkena suspensi lebih dari satu hari perdagangan bursa. Suspensi dilakukan setelah terjadi kenaikan atau penurunan harga saham yang signifikan dalam peridoe tertentu.

 

 

Empat saham yang masih berada dalam papan pemantauan khusus kriteria 10, yaitu saham PT Estee Gold Feet Tbk (EURO) masuk papan pemantauan khusus sejak 13 Mei, saham PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) masuk sejak 28 Mei, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) masuk sejak 29 Mei, dan terakhir PT Ladangbaja Murni Tbk (BAJA) masuk papan pemantauan khusus sejak 31 Mei.

 

Berdasarkan data BEI, tiga dari empat saham tersebut masih berhasil lanjutkan penguatan selama berada di papan pemantauan khusus dengan mekanisme perdagangan FCA. Di antaranya, saham EURO naik dari Rp 258 menjadi Rp 264 hingga penutupan hari ini.

 

 

Begitu juga dengan saham SRAJ melesat dari Rp 1,715 menjadi Rp 2.100 dalam tujuh hari perdagangan di papan pemantauan khusus. Saham LABA juga berhasil melesat dari Rp 180 menjadi Rp 193 dalam lima hari di papan pemantauan khusus, meski di awal masuk pemantauan khusus, harganya sempat anjlok hingga ARB.

 

BREN Anjlok

Sedangkan saham BREN tercatat sebagai saham yang konsisten anjlok selama masuk papan pemantauan khusus. Saham emiten Prajogo Pangestu ini telah terjun dari level Rp 11.250 menjadi Rp 6.700 pada perdagangan hari ini atau terkoreksi 40%. Penurunan memicu kapitalisasi pasar emiten ini amblas Rp 609 triliun, yaitu dari Rp 1.505 triliun menjadi Rp 895 triliun.

 

Tak hanya membuat kehilangan ratusan triliun market cap, penurunan saham BREN ternyata berdampak besar terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) BEI. Berdasarkan data, IHSG telah merosot dari level 7.253 pada penutupan 28 Mei menjadi 6.952 pada penutupan sesi I hari ini atau anjlok 4,15% ke level terendah baru.

 

 

Penurunan saham tersebut juga ternyata membuat harga Prajogo Pangestu selaku pengendali dan pemegang saham terbesar BREN. Berdasarkan data real time Forbes, harga Prajogo tersisa US$ 49,6 miliar hingga hari ini, bandingkan dengan nilai kekayaan US$ 72,6 miliar pada 21 Mei.

 

Berdasarkan data tersebut, harta Prajogo kekayaan Prajogo telah menguap senilai US$ 23 miliar atau setara dengan Rp 372 triliun. Peringkatnya di tataran orang terkaya dunia melorot dari posisi 22 menjadi 27. Meski demikian, Prajogo tetap menyandang predikat terkaya di Indonesia.

 

Grafik Saham Papan Pemantauan Khusus BEI

Bagikan:

DISCLAIMER ON!

Pandangan diatas merupakan pandangan dari PanenSAHAM, dan kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor dalam bertransaksi. Semua keputusan ada di tangan investor

Berita Menarik Lainnya: