Gabungan Produsen Makanan dan Minuman (mamin) Indonesia (GAPMMI) memproyeksikan penjualan mamin bakal tumbuh sekitar 10%-15% selama momentum natal dan tahun baru (Nataru). Hal ini menyusul beragam kegiatan Natal yang dilakukan masyarakat seiring dengan pulihnya aktivitas sosial paska pandemi dua tahun terakhir.
Ketua Umum GAPMMI Adhi S Lukman menyatakan bahwa penjualan selama Nataru memang biasanya meningkat. Namun peningkatannya tidak akan sebesar pada saat periode puasa dan lebaran.
Meski ada peningkatan dibandingkan hari-hari biasa, permintaan produk mamin pada momen Nataru kali ini belum kembali seperti kondisi sebelum pandemi. Pasalnya, pertumbuhan selama Nataru biasanya bisa mencapai di atas 20% dari penjualan di bulan-bulan sebelumnya. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, terutama berkaitan dengan daya beli konsumen yang belum sepenuhnya pulih ke kondisi normal.
Selain itu, polemik yang terjadi di Indonesia seperti kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga sempat membuat daya beli konsumen sedikit melandai. Tapi, kondisi itu bisa dipulihkan kembali lewat beberapa inisiatif pemerintah seperti pemberian subsidi kepada masyarakat.
Di samping itu, pemasaran digital dengan memanfaatkan media sosial juga banyak dilakukan industri mamin untuk meningkatkan brand awareness. Menurut Adhi, cara ini cukup efektif mengingat jangkauannya yang sangat luas. Meski begitu, dari sisi penjualan memang masih didominasi oleh penjualan ritel secara fisik.
Sumber: Kontan