PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) melalui Unit Usaha Syariah (UUS BTN Syariah) menargetkan mengucurkan pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) paling sedikit kepada 45.750 unit hingga akhir tahun. Jumlah tersebut terdiri dari 35.150 KPR Syariah Subsidi dan 10.600 KPR Syariah Non Subsidi. Pengucuran KPR Syariah terus dilakukan di tengah regulasi OJK memajibkan UUS untuk memisahkan diri paling lambat pada 2026.
Peningkatan penyaluran KPR syariah ini salah satunya bekerjasama dengan BP Tapera melalui akad massal KPR Syariah serentak di seluruh Indonesia. Total ada 2.300 unit yang dilaksanakan penandatanganan KPRnya. Perinciannya, 1.700 unit KPR Subsidi dan minimal 600 unit KPR Non Subsidi.
Direktur Consumer Bank BTN Hirwandi Gafar menuturkan pihaknya menawarkan kemudahan bagi nasabah KPR yang mengajukan skema syariah.
BTN Syariah akan tetap fokus melayani seluruh Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di berbagai segmentasi yang ingin memiliki rumah bersubsidi pemerintah melalui program KPR Sejahtera FLPP dan KPR Tapera Syariah. Hirwandi mengungkapkan, BTN Syariah memiliki kepedulian tinggi untuk keberlanjutan berbagai program pemerintah termasuk program perumahan rakyat.
Sementara itu, Komisioner BP Tapera Adi Setianto mengatakan pihaknya telah menyalurkan pembiayaan syariah yang bersumber dari dana FLPP tahun 2022 sebanyak 42.237 unit. Nilai pembiayaan ini mencapai Rp4,62 triliun. Sedangkan sepanjang tahun berjalan (ytd) atau per 15 September 2023 telah disalurkan pembiayaan untuk 31.299 unit senilai Rp3,46 triliun.
Sumber: Bisnis