PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) membukukan laba bersih Rp818,12 miliar sepanjang kuartal I/2023. Angka tersebut turun 5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya Rp860,05 miliar.
Kinerja laba BDMN yang turun tipis tersebut salah satunya disebabkan oleh nilai keuntungan dari transaksi spot dan derivatif (realised) berbalik rugi Rp70,37 miliar. Sementara pada periode yang sama pada sama tahun sebelumnya, bank mencatatkan keuntungan sebesar Rp92,84 miliar.
Kemudian, BDMN juga mencatatkan beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) yang meningkat 22 persen menjadi Rp384,47 miliar pada kuartal I/2023. Alhasil, BDMN secara total mencatatkan beban operasional selain bunga bersih meningkat 17 persen menjadi Rp1,17 triliun hingga akhir Maret 2023 dari posisi sebelumnya Rp1 triliun.
Sementara itu, sisi top line bank pada dasarnya menunjukan tren positif. Hingga Maret 2023, BDMN membukukan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) tumbuh 5 persen menjadi Rp2,15 triliun. Di samping itu, BDMN juga mencatatkan pendapatan berbasis komisi atau fee based income naik 19 persen secara yoy menjadi Rp412,3 miliar dari Rp345,85 miliar pada Maret 2022.
Sejalan dengan peningkatan tersebut, total aset BDMN hingga Maret 2023 tercatat mencapai Rp181,95 triliun. Guna terus memperkuat kualitas asetnya, bank mengelola rasio (loan at risk/LAR) termasuk restrukturisasi Covid-19 under forbearance menjadi 12,7 persen, membaik sebesar 270 bps. Kemudian, bank juga meningkatkan NPL coverage yang mencapai rekor tertinggi di 254 persen.
Direktur Utama Danamon Daisuke Ejima, mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi dalam memacu ekspansi kredit guna memberikan pelayanan keuangan yang maksimal bagi seluruh nasabah.
Sumber: Bisnis