PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) masih menjadi jawara di kelasnya. Emiten grup Hary Tanoe ini menggenjot bisnis layanan over the top (OTT) agar tetap menjadi pilihan.
MNCN mengandalkan lini bisnis televisi free to air (FTA) yang didukung penuh oleh tiga saluran TV utama yaitu RCTI, Global TV (GTV), dan MNCTV. Perseroan berhasil membukukan rekor tertinggi sepanjang masa untuk pangsa pemirsa selama bulan September sebesar 36,8%. Diikuti rival terdekatnya yakni PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) menggenggam sebesar 35,8%. Keduanya meninggalkan beberapa saluran TV lainnya yang mengalami penurunan penayangan.
Pemirsa RCTI sebagai saluran TV andalan MNCN sukses naik signifikan sebesar 380 basis poin (bps) secara bulanan atawa month on month (MoM) menjadi 22,8% pada September. MNCN memikat pemirsa lewat program Ikatan Cinta. Saluran TV non-unggulan MNCN lainnya yakni Global TV dan MNCTV mendukung keseluruhan naiknya pangsa pemirsa non prime time MNCN di bulan September. Pangsa pemirsa non prime time kedua saluran ini, masing-masing telah bertumbuh sebesar 140 bps dan 170 bps MoM.
Pada bulan September, MNCN membukukan peningkatan besar dalam pangsa pemirsa non-prime time sejumlah 300 bps menjadi 37,6%, dari 34,6% pada Agustus 2022.
Analis Sucor Sekuritas Jimmy Paulus mencermati adanya potensi penurunan pendapatan di FTA karena dampak inflasi. Risiko yang saat ini dihadapi oleh perusahaan media seperti MNC adalah turunnya anggaran pengiklan untuk mempromosikan produknya di TV karena terdampak inflasi. Hal tersebut dikhawatirkan dapat mengurangi pendapatan MNCN. Iklan masih menjadi sumber pendapatan utama. MNCN membukukan pendapatan iklan sebesar Rp 4,76 triliun, dari total pendapatan sebesar Rp 5,27 triliun pada semester pertama 2022.
Sumber: Kontan