JAKARTA, investortrust.id – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berhasil mencatatkan kenaikan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebanyak 3,8% dari US$ 81,8 juta menjadi US$ 84,9 juta pada semester I-2024.
Pertumbuhan tersebut berbanding terbalik dengan total pendapatan yang justru turun 32,8% menjadi US$ 595,8 juta pada semester I-2024, dibandingkan periode sama tahun lalu senilai US$ 886,3 juta.
Pemicu utama kenaikan laba atribusi datang dari penurunan laba periode berjalan yang dapat diatribuskan kepada kepentingan non-pengendali dari US$ 68,24 juta menjadi US$ 50,02 juta.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivatava mengatakan, penurunan pendapatan perseroan dipicu atas penurunan rata-rata harga jual batu bara BUMI sebanyak 19% sepanjang semester I-2024. Penurunan tersebut berimbas terhadap pelemahan pendapatan sebanyak 12,6%.
Sedangkan dari sisi produksi, dia mengatakan, BUMI berhasil menaikkan vooume produksi batu bara sebanyak 7% dari 35,4 juta ton menjadi 37,7 juta ton hingga semester I. Begitu juga dengan penjualan naik dengan persentase serupa menjadi 37 juta ton.
Sedangkan overburden removal turun dari 355,1 juta bcm menjadi 337,6 juta bcm. Penurunan tersebut sejalan dengan pelemahan strip ratio dari 10 kali menjadi hanya 8,9 kali pada semester I-2024.
Terkait target operasional tahun ini, Dileep menyebutkan, Bumi Resouces (BUMI) membidik kenaikan produksi menjadi sekitar 78-82 juta ton batu bara. Sedangkan rata-rata harga jual diharapkan berkisar US$ 71-81 per ton. Sedangkan biaya produksi atau cash cost berkisar US$ 50-51 per ton.
Grafik Saham BUMI